Direktur RSKD Maluku itu menyoroti bahwa untuk menentukan apakah seseorang terkena gangguan jiwa atau tidak, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut atau yang disebut sebagai penilaian (assessment) pasien.
Sherly mengungkapkan terdapat empat tahapan yang memengaruhi apakah seseorang dapat mengalami gangguan mental atau justru menerima kenyataan dalam hidupnya.
Tahap pertama adalah penyangkalan atau denial, di mana seseorang cenderung pura-pura tidak mengetahui atau tidak ingin mengakui suatu kejadian. Contohnya, pasien yang didiagnosis dengan penyakit parah mungkin menolak hasil pemeriksaan dokter.
Tahap kedua adalah kemarahan, yang umumnya diarahkan kepada orang di sekitarnya, benda mati, atau bahkan diri sendiri.
Tahap selanjutnya adalah penawaran, di mana seseorang mulai mempertanyakan dan berandai-andai, seperti berjanji untuk lebih sering beribadah jika penyakitnya sembuh.
“Tahap keempat adalah depresi, dianggap sebagai tahap yang paling sulit,” katanya.
Sherly menyebutkan bahwa melewati tahap ini dengan baik akan menciptakan penerimaan terhadap kejadian tersebut.
