Ilustrasi makanan bayi. (Foto: babydestination.com)

Hal selanjutnya yang mungkin terjadi yakni kebiasaan makan yang buruk. Bayi akan menolak untuk memakan makanan sehat yang alami, tidak ada pengawet maupun makanan buatan.

Usai mengenali rasa manis, biasanya bayi memilih untuk mengonsumsi air berasa karena lebih nyaman di mulut. Jika konsumsi makanan manis secara berlebih terus berlanjut, maka bayi akan terkena potensi kerusakan gigi.

Terutama ketika gigi pertama muncul dengan memicu peningkatan populasi bakteri dalam mulut, sehingga gigi-gigi yang tumbuh selanjutnya mengalami kerusakan yang sama.

“Selanjutnya, dapat memicu hiperaktif. Gula dapat diserap ke dalam darah dengan sangat cepat, kadar gula darah yang tinggi meningkatkan adrenalin dan hiperaktif pada bayi, balita serta anak-anak,” kata Ngabila.

Selain berpotensi terbentuk sikap hiperaktif, ada pula kemungkinan bayi mengalami kelesuan akibat terjadinya peningkatan produksi hormon insulin. Hal tersebut yang menjadi pemicu kelesuan, lemas, dan bayi menjadi tidak aktif.

“Pemberian gula secara berlebihan juga menghindarkan anak dari terkena obesitas, diabetes di usia dini yang menyebabkan menumpuknya kalori dalam tubuh,” tuturnya.

BACA JUGA  Waktu Terbaik Berolahraga bagi Orang dengan Obesitas

LEAVE A REPLY