Ilustrasi Kenangan dan Kemenangan. (Foto: Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Oleh: Ahmad Zainul Hamdi (Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag RI)

ZNEWS.ID JAKARTA“I would like to be remembered as a man who won the heavyweight title three times. Who was humorous and who treated everyone right. As a man who never looked down on those who looked up to him, and who helped as many people as he could. As a man who stood up for his beliefs no matter what. As a man who tried to unite all humankind through faith and love. And if all that’s too much, then I guess I’d settle for being remembered only as a great boxer who became a leader and a champion of his people. And I wouldn’t even mind if folks forgot how pretty I was.” Muhammad Ali

(“Aku ingin dikenang sebagai laki-laki yang merebut gelar tinju kelas berat tiga kali. Laki-laki penuh humor yang memperlakukan setiap orang dengan baik. Laki-laki yang tidak pernah merendahkan orang yang menghormatinya. Yang membantu sebanyak mungkin orang lain. Laki-laki yang membela keyakinannya, apa pun yang terjadi. Laki-laki yang berupaya menyatukan umat manusia melalui iman dan cinta. Jika itu terlalu banyak, aku lebih senang dikenang sebagai petinju besar yang menjadi pemimpin dan pemenang bagi kaumnya. Dan aku sama sekali tidak keberatan jika orang-orang melupakan kegantenganku.” – Muhammad Ali)

Apa yang akan dikenang sebagai kebaikan dalam hidup ini? Apa saja kisah orang-orang di masa lalu yang hingga kini masih terus kita kenang sebagai kebaikan dan menginspirasi hidup kita? Jawaban kita atas pertanyaan ini akan sangat menentukan bagaimana cara kita menghayati dan menjalani hidup.

Banyak orang besar yang namanya disebut-sebut karena kemenangannya dalam berbagai pertempuran. Ada juga orang-orang yang dikenang karena berbagai tindakan mulia dalam hidupnya sekalipun mungkin ia dikalahkan oleh musuh-musuhnya.

BACA JUGA  Usia Ideal Anak Menggunakan Media Sosial

Hidup bukan hanya tentang persaingan dan peperangan, di mana cerita akhirnya tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah. Betapa miskin, kering dan menyedihkannya jika hidup semata-mata tentang mengalahkan atau dikalahkan, membunuh atau dibunuh.

Hidup adalah jembatan yang terentang dari titik kebinatangan menuju pada kemuliaan terbaik. Ibarat sebuah kanvas, di atasnya miliaran goresan membentuk sebuah gambar yang utuh.

Ibarat buku, setiap halamannya memiliki beragam kisah yang secara keseluruhan merangkai sebuah kisah besar yang disebut kisah anak cucu Adam.

Di dalamnya ada tangis dan tawa; kesetiaan dan pengkhianatan; persaudaraan dan permusuhan; konflik dan perdamaian; kerja sama dan perlombaan.

Lihatlah ke sekeliling! Kita akan melihat seorang sahabat yang menjabat tangan dan mendekap erat sahabatnya yang hendak pergi jauh.

LEAVE A REPLY