Ustaz Dasram Effendi (kiri), Dai Ambassador Dompet Dhuafa penugasan Thailand. (Foto: Dompet Dhuafa)

ZNEWS.ID BANGKOK – “Pripun kabare” (Bagaimana kabarnya)”? kalimat bahasa Jawa itu terlontar dari penduduk lokal Thailand di tengah modernisasi maraknya budaya asing dan hiruk pikuk kota Bangkok.

Mengejutkan bukan? Kalimat tersebut terlontar dari Poh Adam pemilik toko kelontongan ketika kami bebelanja pagi ini. Ya, itulah Kampung Jawa di tengah kota besar negara Gajah Putih ini.

Kampung Jawa di Negara yang terkenal dengan “Venesia dari timur” karena banyaknya kanal yang melintasi kota Bangkok atau Thailand ini merupakan perkampungan yang terletak di tengah kota Bangkok, tepatnya dijalan Soi Charoen Rat 1 Yaek 9, Sathorn, Thailand. Di sinilah tahun ini kami ditugaskan sebagai Dai Ambassador oleh Dompet Dhu’afa.

Kampung jawa ini memiliki sejarah yang unik dan menarik, di mana pada abad ke -19, Raja Thailand, Chulalongkorn pernah berkunjung ke Jawa pada 1896.

Dai Ambassador Dompet Dhuafa, Ustaz Dasram Effendi dan Ustaz Engkos Kosasih bersama pengurus Masjid Jawa di Bangkok, Thailand. (Foto: Dompet Dhuafa)

Dan, sang raja pernah mendatangkan pekerja yang mayoritas berasal dari Jawa Tengah yaitu Kendal dan Demak dalam rangka membangun bangunan dengan gaya arsitektur yang sama dengan yang ada di indonesia.

Benar saja, jika berjalan di Kampung Jawa, seakan akan kita berada di lorong-lorong Keraton Yogyakarta.

Penduduk kampung Jawa Bangkok ini berasal dari keturunan Jawa Indonesia, walaupun mayoritas sudah tidak bisa berbahasa Jawa atau Bahasa indonesia.

BACA JUGA  Wujud Cinta Siswa Perguruan Islam Al Syukro Universal untuk Palestina

LEAVE A REPLY