Ilustrasi: Dompet Dhuafa Kaltim dan DMC Dompet Dhuafa mengadakan pelatihan penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bagi relawan-relawan Kalimantan Timur di Wisata Pesona Perjiwa Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (2/9/2023) dan Minggu (3/9/2023). (Foto: DMC DD)

Oleh: Rizki Ikhwan SHum SGI (Dompet Dhuafa Volunteer)

ZNEWS.ID JAKARTA – Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi bencana yang cukup besar. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Selain itu, Indonesia juga dilalui oleh jalur sabuk vulkanik (volcanic arc) pada bagian selatan dan timur Indonesia yang memanjang dari Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa (Sutopo, 2010).

Adanya faktor tersebut menjadikan wilayah Indonesia berpotensi terjadinya bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, dan bencana lainnya seperti banjir dan longsor.

Menyikapi potensi bencana alam yang ada ini, pihak pemerintah tentu memiliki andil yang besar dalam menangani setiap kejadian bencana, apakah itu prabencana, ketika terjadi bencana, dan pascabencana itu sendiri.

Pertanyaannya, apakah kerja besar penanganan bencana ini hanya kita limpahkan sepenuhnya kepada pemerintah yang dalam hal ini diberi kewenangan kepada instansi BNPB, Basarnas, Kementerian Sosial, TNI, dan POLRI?

Jawabannya tentu tidak. Butuh kerja sama dan kolaborasi dari berbagai pihak, baik itu perseorangan, masyarakat, komunitas, lembaga kemanusiaan dan berbagai entitas yang berupaya untuk terlibat dan ikut peduli.

Selaku masyarakat Indonesia, kita juga patut berbangga. Menurut data Charities Aid Foundation (CAF), Indonesia dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia menurut World Giving Index 2022 (WGI 2022) dengan skor WGI sebesar 68%.

Artinya apa? warga negara Indonesia serta stakeholder yang didalamnya, telah memberikan kepedulian yang cukup besar, baik itu untuk kemanusiaan, krisis sosial, maupun peristiwa-peristiwa yang menyangkut bencana alam.

BACA JUGA  Persiapan Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2023 Jelang Keberangkatan ke Suriname dan Kaledonia Baru

Dengan kearifan lokal warga Indonesia yang dikenal ramah dan peduli, aktivitas terkait kebencanaan memang membutuhkan kerja sama berbagai pihak sesuai dengan bidangnya. Tdak bisa dilakukan dengan konsep parsial atau sebagian pihak saja.

Dalam melaksanakan kolaborasi di medan bencana, tentunya memiliki beberapa keunggulan dan keuntungan tertentu, di antaranya, membawa hasil yang lebih baik.

LEAVE A REPLY