ZNEWS.ID JAKARTA – Tantangan penanggulangan permasalahan Tuberkulosis (TBC) di Indonesia dipersulit dengan adanya pelemahan ekonomi rumah tangga terdampak akibat panjangnya proses peyembuhan TBC. Di Indonesia, sebanyak 26% penderita TBC sensitif obat dan 53% penderita TBC resisten obat, kehilangan pekerjaan.
Dompet Dhuafa bersama Perhimpunan Organisasi Pasien (POP) TB Indonesia menjadi bagian dari wadah kemitraan strategis di bawah Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia.
General Manager Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa, dr Yeni Purnamasari MKM, mengatakan bahwa program kemitraan ini disebut dengan Proteksi atau Program Terpadu Kemitraan Penanggulangan Tuberkulosis.
“Intervensi yang dilakukan berupa pelatihan dalam upaya peningkatan kapasitas guna memberikan dukungan ekonomi bagi pasien TB. Salah satunya dengan melakukan pelatihan pembuatan telur asin,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (25/8/2022).
Yeni menjelaskan, kegiatan pelatihan ini menjadi wujud kemitraan dengan POP TB, asosiasi perkumpulan Organisasi Penyintas TBC (OPT) yang tersebar di provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.
“Pelatihan ini dilakukan di tiga titik yaitu Bandung, Jawa Barat; DKI Jakarta; Tangerang Selatan, Banten. Pada setiap titik akan diberikan pelatihan kepada 15 penerima manfaat yang akan menjadi role model bagi penerima manfaat ke depannya,” jelas Yeni.
Selanjutnya, penerima manfaat difasilitasi dengan stimulan modal usaha guna meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Sehingga, mampu memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga, khususnya selama masa pengobatan maupun pascapengobatan.
“Harapannya, kerja sama yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa dan POP TB akan menjadi model untuk upaya yang dilakukan oleh kemitraan lainnya. Sehingga, wadah kemitraan ini akan menjadi aksi nyata bersama dalam penanggulangan masalah TBC, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi pasien TB di Indonesia,” tuturnya.
