Tim QC Dompet Dhuafa bersama perwakilan Rumah Ummat mendatangi 44 lokasi kandang yang tersebar di tiga desa Kecamatan Nagrak, yakni Kalaparea; Darmaredja, dan Babakan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (30/5/2024) hingga Jumat (31/5/2024). (Foto: Dompet Dhuafa)

ZNEWS.ID SUKABUMI –  Kaki Gunung Gede Pangrango, tepatnya sisi Kecamatan Nagrak, Sukabumi, awalnya area ideal menggembala ruminansia seperti kambing atau domba dan sapi. Hamparan hijau dengan kontur bukit dan lembah menyediakan limpahan pakan bernutrisi.

Tentu, hal itu memudahkan para penggembala untuk ngarit rumput di tanah sendiri maupun milik orang lain—yang boleh diambil rumputnya.

Potensi ini melatarbelakangi Ustaz Dadun Abdul Manaf serta pengurus Yayasan Rumah Ummat Sukabumi (Rumah Ummat)–sebagai mitra Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa, menciptakan program pemberdayaan warga lokal untuk memelihara domba dan kambing.

Dari tahun ke tahun, Rumah Ummat sebagai pemasok hewan kurban THK ingin menyediakan bibit terbaik. Seraya, mengangkat ekonomi peternak lokal yang kebanyakan merupakan wali santri pondok pesantren Rumah Ummat.

H-17 menjelang Iduladha merupakan jadwal Quality Control (QC) tahap dua, sebelum penentuan kelayakan domba kurban milik peternak. Kegiatan dilakukan untuk memastikan domba memenuhi kriteria THK Dompet Dhuafa, antara lain bobot tercapai, dipastikan jantan, sehat, dan tidak cacat.

Tim QC Dompet Dhuafa bersama perwakilan Rumah Ummat mendatangi 44 lokasi kandang yang tersebar di tiga desa Kecamatan Nagrak, yakni Kalaparea; Darmaredja, dan Babakan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (30/5/2024) hingga Jumat (31/5/2024). (Foto: Dompet Dhuafa)

Pada Kamis (30/5/2024) hingga Jumat (31/5/2024), Tim QC Dompet Dhuafa bersama perwakilan Rumah Ummat, Edi dan Rendy, mendatangi 44 lokasi kandang yang tersebar di tiga desa Kecamatan Nagrak, yakni Kalaparea; Darmaredja, dan Babakan.

Medan terjal dan kondisi kandang yang terpisah-pisah menjadi tantangan tersendiri bagi tim. QC menjadi hal yang menantang tapi bukan penghalang.

Bahkan, adrenalin sempat terpacu ketika motor yang digunakan tak kuat menanjak ataupun mati mesin ketika melewati jalan turun yang curam. Pada permukiman perternak yang tak bisa dilewati dengan motor, tim harus berjalan kaki meyusuri setapak yang berlumpur dan kasar.

Selain medan, rimbunnya semak serta pohon buah di lokasi kandang maupun sepanjang jalan menuju lokasi menjadi tempat bermukim hewan melata seperti ular dan ulat buah. Terhitung, dua kali tim bertemu ular berbisa yang salah satunya mati karena ditangkap kucing peliharaan warga.

Salah satu kandang milik peternak bahkan terletak tepat di bawah pohon alpukat yang daunnya habis dimakan ulat dan berjatuhan ke arah tim yang ada di dekat kandang. Cukup membuat gatal jika terkena kulit.

LEAVE A REPLY