
ZNEWS.ID JAKARTA – Kisah ini menceritakan tentang seorang pria bernama Nuh bin Maryam di Kota Marw, Persia. Nuh tidak hanya seorang hakim dan gubernur di kota tersebut, tetapi juga seorang ulama karena persyaratan jabatan hakim pada masa itu.
Ia dikenal sebagai seorang konglomerat yang sangat kaya. Nuh memiliki seorang putri yang cantik dan sukses dalam karirnya.
Ketika putrinya telah memasuki usia untuk menikah, Nuh memutuskan untuk mencarikan pasangan untuknya. Banyak laki-laki kaya dan berpangkat tinggi datang melamar, namun Nuh merasa bingung dan tidak ingin terburu-buru dalam memilih. Ia khawatir bahwa pemilihan satu pelamar akan menyinggung yang lain.
Nuh mengeluh, “Aku bingung, kalau harus memilih salah satu dari mereka, nanti yang lain akan tersinggung,” seperti dilansir dari NU Online. Keadaan semakin sulit karena putrinya sudah seharusnya dinikahkan dengan segera.
Di sisi lain, Nuh memiliki seorang budak laki-laki yang sangat bertakwa bernama Mubarak. Mubarak, seorang pria miskin, ditugaskan oleh Nuh untuk mengurus perkebunan yang ditanami berbagai jenis pohon dan buah-buahan.
Suatu hari, Nuh meminta Mubarak untuk memetik segenggam anggur untuknya.
“Wahai Mubarak, petikkan aku segenggam anggur,” ucap Nuh.
“Baik, Tuan. Segera saya ambilkan,” jawab Mubarak patuh.
Setelah segenggam anggur ia dapatkan, Mubarak memberikan kepada tuannya. Semua anggur yang ia petik ternyata masam. Nuh pun menyuruhnya memetik seganggam lagi. Namun hal serupa terjadi, semua anggur masam. Nuh pada akhirnya heran dan berkata kapada budaknya itu.