Ilustrasi kanker (foto: ist)

ZNEWS.ID, JAKARTA – Memperingati Hari Kanker Paru Sedunia, Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru (IPKP) hari ini menyelenggarakan sebuah online sharing session bernama #LUNGTalk, dengan tema “Pandemi COVID-19 dari Sudut Pandang Penyintas Kanker”.

Diskusi yang diadakan secara virtual ini bertujuan untuk mensosialisasikan hasil survei mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku pada penyintas kanker di era pandemi yang dilakukan oleh dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K)Onk, Ketua Pokja Kanker Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), pada bulan Juli lalu. Survei ini dilaksanakan melalui kerjasama dengan CISC (Cancer Information & Support Center) dan direspon oleh 355 penyintas kanker di seluruh Indonesia.

“Bekerja sama dengan CISC, survei ini dilakukan untuk memetakan dampak pandemi COVID-19 pada penyintas dengan menggunakan platform online, dan direspon oleh 355 penyintas kanker di seluruh Indonesia,” jelas dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K)Onk, Ketua Pokja Kanker Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

Survei yang dilakukan tersebut menunjukan hasil yang sangat baik terutama terkait pengetahuan responden tentang COVID-19 dan upaya pencegahan yang perlu dilakukan untuk meminimalisasi risiko penularan. Tingkat kecemasan di kalangan responden ternyata masih terbilang rendah.

“Tercatat sebanyak 73% dari seluruh responden yang mendapat informasi cukup terkait pencegahan COVID-19, seperti selalu memakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan menjaga imunitas tubuh. Selain itu, 60,1% responden mengakui tingkat kecemasan mereka akibat COVID-19 cukup rendah. Tiga hal yang sering memicu kecemasan penyintas kanker selama pandemi adalah memburuknya kondisi pasien akibat COVID-19, ditunjukkan di angka 38,8%, selanjutnya 29,2% responden cemas terhadap terganggunya proses terapi dan 22,5%-nya akan gangguan akses ke pusat layanan kesehatan,” menurut dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K)Onk.

Penyintas kanker paru Megawati Tanto, yang juga Koordinator Kanker Paru CISC turut bicara di #LUNGTalk hari ini, mengakui beratnya tantangan yang dihadapi oleh pasien kanker paru.“Para pasien kanker, termasuk kanker paru, sangat bergantung pada pelayanan. Dan jika penindakan dan layanan kesehatan selama masa pandemi terganggu, seperti waktu tunggu yang lama ataupun ketidaktersediaan obat yang dijamin maupun yang tidak dijamin BPJS akan berdampak buruk pada riwayat kesehatan pasien kedepannya. Kami sungguh berharap agar penyedia layanan kesehatan tidak mengesampingkan akses pelayanan kanker. Oleh karena itu, perlu penguatan kolaborasi antar semua pemangku kepentingan terkait kanker dalam upaya promotif, preventif, diagnosis, kuratif, rehabilitatif dan paliatif untuk penanggulangan kanker nasional di masa pandemi COVID-19 menuju adaptasi kebiasaan baru”.

Adapun beberapa rekomendasi yang dihasilkan dari survei ini, yang perlu digarisbawahi adalah bahwa akses layanan kesehatan bagi penyintas kanker harus menjadi prioritas di masa pandemi. Penyedia layanan kesehatan dihimbau untuk menjadikan prosedur diagnosis kanker sebagai prioritas layanan kanker dan pemberian terapi lini pertama, khususnya bagi pasien baru dan stadium lanjut perlu diterapkan tanpa membatasi akses layanan kanker dan tetap mengikuti tatalaksana layanan kanker selama pandemi COVID-19.

#LUNGTalk ini merupakan bentuk komitmen dari IPKP, sebuah gerakan nasional yang diluncurkan pada bulan Februari lalu sebagai sebuah inisiatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pihak-pihak terkait terhadap pentingnya promotif, preventif/pencegahan, deteksi dini, serta diagnosa dan pengobatan kanker paru sesuai pedoman penatalaksanaannya. IPKP dicanangkan oleh PDPI dan CISC sebagai inisiator, atas dasar pertimbangakan bahwa kanker paru adalah kanker paling mematikan nomor satu yang telah membunuh hampir 1,7 juta orang setiap tahunnya. Kedepannya, IPKP akan aktif malkukan sosialisasi, edukasi dan advokasi kepada masyakarat dan pembuat kebijakan dan membangun kemitraan dengan aktivis maupun organisasi masyarakat lainnya, untuk misi utama merealisasikan kebijakan publik yang menjamin secara adil akses pasien kanker paru terhadap pengobatan yang berkualitas

LEAVE A REPLY