
ZNEWS.ID YUEN LONG – Dai Cordofa Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK), Ustaz Talqis Nurdianto, memberikan tausiyah agama di majelis Jamiyah Roudlotul Qolbiyah (JRQ) Yuen Long tentang psikologi keluarga, Sabtu (14/12/2019).
Tujuannya, mempelajari dan mewujudkan keluarga sakinah mawaddah dan rahmah, sebagaima disebutkan dalam ayyat 21 surah ar-Rum.
Terkait itu, Talqis menyampaikan 4 pilar penting perkawinan. Yaitu, musyawarah, pasangan, mu’asyarah bil makruf (saling berhubungan baik), dan mitsaqan ghalidzan (perjanjian agung).
Menurutnya, keempat pilar ini harus dijaga dan dipahami oleh suami dan istri. Ia juga menyampaikan 3 komponen hubungan pernikahan.
Pertama, komitmen. Suami dan istri, kata dia, harus memandang ikatan pernikahan sebagai ikatan yang kokoh.
Kedua, lanjut Talqis, kedekatan emosi, yang dimunculkan dalam bentuk kasih sayang.
“Ketiga, gairah. Yaitu, adanya dorongan mendapatkan kepuasan dalam hubungan seksual suami-istri,” tuturnya.
Talqis juga menyampaikan 3 hal yang harus dilakukan untuk menjaga dan memupuk kedekatan emosi antara suami dan istri.
Yaitu, menjaga keterbukaan, adanya sikap saling memahami, dan adanya prinsip tabaddul, yaitu sikap saling. Yang berarti, tidak menunggu pasangan melakukannya terlebih dulu.
Sayangnya, ungkap Talqis, banyak suami atau istri yang terjebak pada sikap saling menuntut pasangannya. Misalnya, sering terlontar ucapan, “kalau kamu bisa membahagiakan saya, maka saya baru membahagiakan kamu”.
Sedangkan, untuk menjaga komitmen tetap kokoh, Talqis menyampaikan beberapa tips. Pertama, harus ada kejujuran, kesetiaan, dan diiringi dengan sikap tanggung jawab.
Kedua, meneladani Rasulullah SAW, yaitu bersikap amanah. Ketiga, mengingat mitsaqan ghalizhan.
“Komitmen akan diuji dengan konflik, dengan adanya masalah dan perbedaan. Jika bisa menyelesaikan konflik maka akan menjadi kuat. Namun, jika konflik hanya dihindari, bisa menggoyahkan komitmen dan melemahkannya,” katanya.
Sebaliknya, ia juga menyampaikan beberapa sikap penghancur hubungan suami-istri. Yaitu, pertama, sikap menyalahkan dan suka mengkritik pedas. Masing-masing tidak mau melihat keunggulan pasangan.
Kedua, sikap membenci dan merendahkan. Misalnya, sering berucap, “Aku menyesal menikah denganmu.”
Ketiga, sikap membela diri dan mencari alasan. Misalnya, ungkapan, “Aku sibuk di luar karena dia tidak membuatku kerasan.”
Keempat, sikap mendiamkan dan abai. Meskipun tidak mau bertengkar, tapi acuh tak peduli dengan pasangannya. (DDHK)








