ZNEWS.ID YOGYAKARTA – Budi daya jamur tiram menjadi usaha yang sangat menjanjikan bagi Jabir. Ia tak perlu menyediakan tempat yang luas untuk menghasilkan jamur setiap harinya. Upaya ini ia lakukan bersama puluhan santrinya, guna kemakmuran bersama di pesantren kecil di Yogyakarta.
Hampir 4 tahun ia melakoni upaya ini, hingga dipaksa berhenti oleh pandemi Covid-19. Padahal, kala itu, tahun 2021, ia baru hangat-hangatnya berhasil membesarkan budi daya ini bersama Dompet Dhuafa Yogyakarta. Bahkan, ia sudah mampu menghasilkan jamur tiram sebanyak 1 kuintal setiap hari.
Tak hanya itu, faktor lain yang membuatnya berhenti melakoni usaha budi daya jamur adalah karena tanah yang ia pakai diambil alih oleh yang punya. Tragedi ini pun ia wajarkan. Sebab, di masa itu semua orang memang sedang mengalami masa sulit, akibat serangan pandemi.
Meski begitu, Jabir tetap bertekad ingin melakukan usaha. Alasannya karena ia juga harus memikirkan keberlangsungan santri-santrinya yang masih ingin menimba ilmu.
“Saya penginnya anak-anak punya jiwa entrepreneur,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Akhirnya, setelah banyak berdiskusi dengan Dompet Dhuafa Yogyakarta, diputuskanlah solusi, yaitu usaha berbelok haluan menjadi warung sayur bernama ‘Warung Serbuu’.
“Ujung tombak perekonomian di Yogyakarta, kan, warung makan. Lha wong warung makannya tutup semua. Jamur, yo, tidak ada yang nadah. Jadi, kalau mau beli sayuran murah, ya, waktu pandemi itu. Termasuk jamur anjlok harganya, tapi juga tidak ada yang beli. Kan, yang biasa beli rumah-rumah makan,” jelasnya, mengenang masa sulit saat pandemi.