ZNEWS.ID, JAKARTA – Universitas Sumatera Utara (USU) bersama Bakrie Center Foundation (BCF) berkolaborasi melakukan screening kesehatan dan TBC bagi mahasiswa baru. Kegiatan ini juga melibatkan Kadin Indonesia, , Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Indonesia Muda untuk Tuberkulosis, Yayasan Mentari Meraki Asa, Kementerian Kesehatan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam implementasi Program Kolaborasi Multistakeholder & Multiyears dalam Percepatan Eliminasi TBC Sebelum Tahun 2030.

Rektor USU Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., melalui Kepala Humas Promosi dan Protokoler Amalia Meutia, MPsi, Psikolog menjelaskan screening kesehatan dan TBC yang dilakukan di USU merupakan bentuk antisipasi untuk mencegah dan menanggulangi TBC sedari dini, untuk kalangan usia produktif.

“Screening TBC ini melibatkan 2.620 mahasiswa baru USU dan termasuk ke dalam standar prosedur pemeriksaan kesehatan mahasiswa baru, untuk mencegah penyebaran TBC pada kalangan usia produktif. Kegiatan screening TBC ini dilakukan mulai 12 Agustus 2023 sampai 16 Agustus 2023 ,” ujar Amalia dalam keterangannya, Senin (14/8/2023).

Kegiatan ini juga didukung oleh dunia usaha, yakni dengan keterlibatan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk dan PT Dairi Prima Mineral dalam proses mengedukasi masyarakat Sumatera Utara dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat untuk mendukung peningkatan ekonomi.

Ketua Pelaksana Program Skrining Tuberkolosis Mahasiswa Baru (Maba) USU Dr. Isti Ilmiati Fujiati menjelaskan, screening TBC ini juga merupakan giat kampanye yang dilakukan oleh seluruh stakeholders untuk mencegah serta menanggulangi Tuberkulosis yang sebagian besar menyerang masyarakat usia produktif.

TBC is everybody business. Informasi mengenai TBC harus sampai ke mahasiswa dan diharapkan akan terus dilanjutkan kepada mayarakat. D dalam screening TBC ini juga dilakukan sesi edukasi yang melibatkan TB Ranger dari program magang tematik Campus Leaders Program 7, kader Yayasan Mentari Meraki Asa, dan Indonesia Muda untuk Tuberkulosis,” katanya.

Dijelaskan, alur pelaksanaan skrining gejala klinis TBC sendiri secara teknis adalah pertama, mahasiswa diminta mengukur suhu tubuh melalui link aplikasi SOBAT TB, kemudian masuk ruang tunggu dan mengisi formulir https:/bit.ly/skriningtbusu, sambil menunggu antrean mahasiswa diedukasi terkait penyebaran TBC, kemudian proses skrining dengan menggunakan x-ray atau Tes Cepat Molekuler (TCM). Dari hasil screening TBC ini, akan ada tindak lanjut dari pihak universitas jika menemukan mahasiswa yang terindikasi positif TBC.

“Jika ada mahasiswa yang secara klinis positif TBC akan dilakukan penanganan di Poli TB Rumah Sakit USU, untuk kemudian diinvestigasi kontak eratnya agar tidak terjadi penyebaran. Mahasiswa yang positif TBC akan  mendapatkan perawatan dan pengobatan maksimal,” tegasnya.

LEAVE A REPLY