
Oleh: Prof Dr H Ahmad Subagyo, SE MM (Wakil Rektor III Ikopin University Bandung; Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen GICI Business School, Depok)
ZNEWS.ID JAKARTA – Pemerintahan baru ke depan memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk dapat mengatasi masalah pangan, stunting, kemiskinan, dan pemborosan makanan. Oleh karena itu, keberadaan “food bank” menjadi salah satu alternatif solusi yang penting.
Food bank sebagai organisasi nirlaba akan mengumpulkan dan mendistribusikan makanan ke badan amal untuk memberi bantuan terhadap masalah kelaparan.
Food bank menjadi urgensi tersendiri bagi Indonesia untuk membantu mengatasi kesenjangan pangan di masyarakat. Konkretnya, untuk mengurangi pemborosan pangan dengan mengumpulkan kelebihan makanan dari berbagai sumber, seperti supermarket, restoran, dan donatur.
Kemudian untuk menyalurkan makanan yang masih layak konsumsi kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, dan kaum duafa.
Sebagai pendukung upaya penurunan angka stunting melalui program-program, seperti Sayap dari Ibu (SADARI) yang membantu ibu-ibu dari golongan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Food bank juga akan berkontribusi dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 2 (mengakhiri kelaparan), 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab), dan 17 (kemitraan untuk mencapai tujuan).
Seiring dengan fungsinya sebagai jembatan antara masyarakat yang berlebihan makanan dengan masyarakat yang membutuhkan, keberadaan food bank membantu mengurangi kesenjangan sosial.
Indonesia dapat belajar ke negara lain yang memiliki infrastruktur kebijakan dan kelembagaan yang telah mumpuni, misalnya di Jepang. Negara itu bisa menjadi contoh sukses yang berhasil mengatasi masalah pangan dan kemiskinan melalui Food Bank Kanagawa di Jepang.
Sejak 2020, Food Bank Kanagawa telah aktif dalam berbagai kegiatan untuk membantu kelompok rentan, termasuk mahasiswa dan keluarga dengan orang tua tunggal.
Food Bank Kanagawa, misalnya mengadakan acara bulanan di Sagamihara untuk mahasiswa yang tinggal di kota tersebut. Acara ini menyediakan bahan makanan, seperti beras dan sayuran segar yang disumbangkan oleh petani lokal dan roti dari pembuat roti setempat.