Maemunah, anggota aktif Majelis Taklim TPQ Manula yang juga penerima manfaat Program Pemberdayaan Majelis Taklim Ummahat (PMTU) yang digagas oleh Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa. (Foto: ID Humanity)

ZNEWS.ID JAKARTA – Maemunah, ibu paruh baya yang tinggal di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, kini mampu membantu perekonomian keluarga melalui usaha pempek yang dikelolanya.

Ia merupakan salah satu penerima manfaat dari Program Pemberdayaan Majelis Taklim Ummahat (PMTU) yang digagas oleh Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa.

Maemunah adalah anggota aktif Majelis Taklim TPQ Manula, tempat para ibu belajar mengaji dan berwirausaha.

“Saya mengikuti UMKM ini sebagai yang mengolah pempek. Alhamdulillah, hasilnya lumayan untuk membantu anak dan cucu saya di rumah,” ungkapnya.

Sebelumnya, Maemunah sempat bekerja sebagai buruh pabrik, namun kehilangan pekerjaan akibat PHK pada akhir 2019. Sejak itu, ia menganggur dan mengurus cucunya setelah sang suami meninggal dunia.

“Saya buruh pabrik yang terkena PHK di akhir tahun 2019, sebelum Covid-19, saya di-PHK. Lumayan nganggur lama, jadi nenek yang momong cucu,” ucapnya.

Titik terang mulai terlihat ketika ia memutuskan bergabung dengan majelis taklim TPQ Manula. Maemunah belajar banyak hal, mulai dari agama hingga berwirausaha.

“Setiap Senin, Rabu, dan Jumat kita mengaji di sini. Untuk aktivitas UMKM-nya di luar hari-hari itu, agar tidak mengganggu kekhusyukan saat mengaji,” ujarnya.

Maemunah menerima banyak perubahan setelah bergabung dengan TPQ Manula. Dia mulai bisa membaca huruf hijaiyah, hafal beberapa surah, dan mulai menggunakan hijab.

TPQ Manula juga membuka jalan bagi Maemunah untuk belajar usaha makanan lokal seperti pempek, sambal ikan asap, dan rebon. Letaknya yang dekat laut mendorong mereka memanfaatkan kekayaan alam sekitar.

Produk mereka dijual dengan harga terjangkau, pempek seharga Rp35.000 dan toples rebon Rp60.000. Pemasaran produk-produknya dilakukan cara tradisional dan juga modern.

Secara tradisional ditawarkan langsung kepada konsumen yang datang ke tempat majelis dan secara modern ditawarkan melalui media sosial.

Perubahan besar tidak hanya dirasakan Maemunah secara ekonomi, tapi juga secara spiritual. Ia kini menjadi pribadi yang lebih mandiri dan religius. “

Alhamdulillah, ada penghasilan berapapun besarnya, yang penting berkah,” tuturnya.

Anggota TPQ Manula dan Desi (kanan). (Foto: ID Humanity)

TPQ Manula sendiri didirikan oleh Desi Purwatuning, yang akrab disapa Bunda, pada 2020 sebagai bentuk kepedulian terhadap perempuan yang ingin belajar agama dan berdaya, meskipun memiliki keterbatasan ekonomi dan latar belakang pendidikan.

“TPQ ini berdiri atas keprihatinan kita melihat ibu-ibu yang ingin mengaji, punya komunintas mengaji, tapi yang memahami mereka sesuai dengan kondisi dan keadaan mereka. (Jadi ada) yang belum mengenal huruf hijaiyah. Terus kondisi mereka yang tidak memiliki kelebihan ekonomi, itulah yang mendorong berdirinya TPQ Manula. Agustus nanti sudah 5 tahun,” terang Desi.

Meski sempat menghadapi berbagai tantangan, termasuk stigma dari warga sekitar, mereka tetap teguh mengadakan kegiatan mengaji dan pelatihan usaha.

Desi menuturkan, pada awal berdirinya TPQ Manula, banyak tantangan yang datang silih berganti. Mulai dari sikap skeptis dari preman-preman sekitar, dituduh membuat keberisikan, hingga dituduh teroris.

Namun hal itu tidak mematahkan semangat Desi dan para anggotanya untuk tetap melanjutkan kegiatan pengajian dan kewirausahaan.

“Kami yakin ketika kami berusaha untuk kebaikan, pasti Allah akan memberikan jalan yang tidak disangka-sangka sama kita,” tuturnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa meskipun angka kemiskinan Indonesia menurun dalam lima tahun terakhir, kelompok perempuan tetap mendominasi jumlah warga miskin.

Kajian lain pun menyoroti makin berkurangnya kelas menengah, yang membuat mereka rawan tergelincir ke bawah garis kemiskinan.

Program PMTU hadir sebagai solusi, dengan memberikan modal, pelatihan, dan alat usaha kepada ibu-ibu aktif di majelis taklim yang termasuk dalam kriteria penerima bantuan.

TPQ Manula menjadi salah satu mitra yang sukses menjalankan program ini, menghasilkan produk-produk unggulan seperti pempek dan sambal ikan asap.

Hingga kini, LPM Dompet Dhuafa terus mendampingi para ibu di TPQ Manula. Mereka diajak untuk menjadi perempuan yang tangguh dan mandiri melalui gerakan Pemberdayaan Majelis Taklim Ummahat.

Dukungan masyarakat luas sangat diharapkan agar lebih banyak perempuan bisa bangkit dan menjadi inspirasi di tengah keluarga dan lingkungan.

Oleh: Arifian Fajar Putera

LEAVE A REPLY