GAZA – Kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan sekitar 10.000 tenda tersapu atau rusak akibat badai musim dingin, dan meminta bantuan internasional untuk menyediakan tenda bagi keluarga pengungsi guna melindungi mereka dari banjir akibat hujan.
Hujan deras membanjiri perkemahan tenda warga Palestina yang mengungsi di seluruh Jalur Gaza pada Senin (25/11), menambah penderitaan musim dingin bagi masyarakat yang telah hancur akibat perang selama 13 bulan akibat serangan pasukan Israel.
Hujan deras semalaman menggenangi tenda-tenda dan di beberapa tempat menghanyutkan tempat penampungan plastik dan kain yang digunakan oleh warga Gaza yang mengungsi, yang sebagian besar telah mengungsi beberapa kali selama konflik antara Israel dan militan Hamas.
Banyak tenda yang digunakan pada awal perang kini telah usang dan tidak lagi memberikan perlindungan, tetapi harga tenda baru dan terpal plastik telah melonjak melampaui kemampuan pengungsi.
Suad Al-Sabea, seorang ibu enam anak dari Gaza utara, sekarang tinggal di dalam ruang kelas dengan jendela-jendela yang pecah di sebuah sekolah yang menampung keluarga-keluarga yang mengungsi di Khan Younis di selatan Jalur Gaza.
Sabea menjual roti yang dipanggangnya di tungku berbahan bakar kayu untuk menghidupi anak-anaknya. Namun, air hujan merusak tepung dan merusak tungku, sehingga mengancam akan membuatnya kehilangan pekerjaan.
“Saya takut hidup atau mati, sekarang kami khawatir tentang hujan,” katanya.
“Adonan terendam air, dan banyak kasur terendam air. Hujan turun di atas kepala saya dan saya terus memanggang untuk menghidupi anak-anak saya,” kata Sabea kepada Reuters.
Beberapa perkemahan lain yang lebih dekat ke pantai terendam banjir, dan beberapa tenda tersapu ombak tinggi.