Meniran. (Foto: Pexels)

ZNEWS.ID JAKARTA – Sore itu sekitar pukul 17.00 WIB, di sawah Desa Tebing Batu, Kecamatan Sebawi, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, petani bernama Ali masih beraktivitas dengan memangkas rumput dan berbagai gulma yang mengancam pertumbuhan padinya.

Di tengah sawah seluas satu hektare, tumbuhan meniran (Phyllanthus urinaria) tumbuh melimpah. Tanpa ragu, Ali mencabut batang meniran dan membuangnya. Meskipun sudah sering dicabut dan diberi racun rumput, meniran tetap tumbuh subur di sawah, perkebunan, bahkan pekarangan rumah.

Meniran dianggap Ali sebagai gulma yang sangat mengganggu pertumbuhan tanamannya karena dapat tumbuh di mana saja, serupa dengan rumput biasa. Tanaman ini memiliki batang bulat tegak lurus, tinggi sekitar dua jengkal bagi orang dewasa, namun bisa mencapai satu meter lebih di tanah subur.

Daunnya bersifat menyirip genap, dengan setiap tangkai memiliki daun majemuk berukuran kecil dan lonjong. Bunga meniran terletak di setiap ketiak daun, menghadap ke bawah.

Meskipun sering dianggap sebagai gulma yang mengganggu, ternyata meniran memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Ali, petani yang setiap hari berinteraksi dengan tumbuhan ini di desanya, tidak menyadari manfaat kesehatan dari meniran.

Manfaat Meniran

Meskipun sering dianggap sebagai gulma, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) menyoroti manfaat meniran untuk kesehatan, terutama dalam meningkatkan imunitas tubuh.

Inggrid Tania, Ketua Umum PDPOTJI, mengungkapkan bahwa meniran memiliki sejumlah manfaat yang dapat memodulasi sistem imun manusia.

Meniran, dengan aktivitas imunostimulasinya, terbukti relevan dalam mengatasi berbagai penyakit infeksi berkat senyawa utama seperti flavonoid, filantin, hipofilantin, dan asam galat.

Hasil uji klinis menunjukkan bahwa meniran efektif menyembuhkan penyakit infeksi seperti influenza, ISPA, tuberkulosis paru, hepatitis B, herpes zoster, varicella, serta kandidiasis vagina.

BACA JUGA  Asap Rokok Turunkan Imunitas Tubuh

LEAVE A REPLY