Oleh: M Aminudin (Peneliti Senior Institute for Strategic and Development Studies (ISDS). Pernah menjabat sebagai Staf Ahli Pusat Pengkajian MPRRI tahun 2005, Staf Ahli DPR-RI 2008, Pengurus Pusat Ikatan alumni UNAIR, Entreneurship Depart)
ZNEWS.ID JAKARTA – Setiap 8 September, masyarakat Internasional termasuk di Indonesia memperingati Hari Aksara seperti yang telah ditetapkan oleh UNESCO, Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya.
Peringatan Hari Aksara sangat penting karena mengingatkan semua orang pentingnya melek huruf. Aksara adalah landasan utama berkembangnya ilmu pengetahuan yang merupakan fundamen utama peradaban modern.
Dalam pengertian sederhana aksara berkaitan dengan kemampuan orang membaca, sedangkan membaca bagian dari literasi.
Pengertian literasi sendiri sebenarnya cukup kompleks dan dinamis. Namun, umumnya masyarakat masih banyak memaknainya secara sempit sebagai kemampuan membaca dan menulis.
Organisasi nirlaba global Education Development Center (EDC) memberikan pengertian lebih luas tentang literasi, yaitu kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan keahlian yang dimiliki dalam hidupnya.
Sedangkan National Institute for Literacy (NIT), organisasi yang berfokus pada peningkatan kemampuan literasi di Amerika Serikat memaknai literasi sebagai kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.
Pengertian literasi di atas jika digunakan untuk melakukan refleksi Hari Aksara Nasional maka banyak kemajuan yang telah dicapai di Indonesia.
Setiap tahun, Kemendikbudristek terus menggalakkan program penuntasan buta aksara ini secara terstruktur. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, angka buta aksara di Indonesia usia 15 hingga 59 tahun tinggal 1,50 persen atau sekitar 2.666.859 orang.
Jumlah ini menurun dibandingkan dengan data angka buta aksara tahun 2014 sebesar 4,88% dan tahun 2021 sebesar 1,56 persen atau sekitar 2.761.189 orang.