JAKARTA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkap bahwa gerakan tanah yang terjadi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berupa retakan-retakan mirip likuifaksi, disebabkan oleh tarikan sungai.
Kepala Tim Kerja Gerakan Tanah PVMBG, Oktory Prambada, menyatakan bahwa meskipun lokasi kejadian termasuk zona kerentanan gerakan tanah rendah, namun faktor hujan lebat dan kedekatan dengan sungai besar menjadi pemicu.
“Itu fenomena tarikan sungai karena memang lagi curah hujan tinggi, sehingga daerah sempadan tertarik oleh air,” ujarnya, dilansir dari Antara, Senin (7/1/2024).
Menurut Oktory, daerah sepanjang sungai memiliki potensi bencana geologi seperti gerakan tanah karena litologi tanahnya berupa aluvium atau endapan.
Curah hujan yang tinggi menyebabkan sungai meluap, dan arus air yang deras menggerus wilayah sepanjang sungai, menciptakan gerakan tanah berbentuk longsor-longsor kecil yang berundak.
“Makanya, (bentuk gerakan tanah) seperti longsor-longsor kecil yang berundak,” tuturnya.
Oktory mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah sempadan sungai untuk selalu waspada, terutama saat musim hujan, karena ancaman bukan hanya dari banjir tetapi juga gerakan tanah.
Sebelumnya, video viral menunjukkan gerakan tanah di Desa Sukamukti dan Desa Sukabungah, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang merusak ruas jalan penghubung kedua desa.
Pemerintah daerah setempat terus berupaya memulihkan kondisi ruas jalan tersebut agar dapat dilewati kembali oleh kendaraan roda empat.