Ditengah kekhawatiran warga jelang berakhirnya gencatan senjata yang resmi diperpanjang selama 24 jam pada 30 November 2023, denyut perekonomian masih tersisa ditengah pung-puing bangunan yang rusak akibat bombardemen angkatan udara Zionis. Terlihat warga Gaza yang sedang berbelanja bahan makanan dan sayuran yang dapat ditemukannya ditengah keterbatasan akses dan suplai komoditas.

Potret penjual sayuran di Gaza sumber : Al Qastal

Dalam keterangannya, Hamas mengungkapkan, kesepakatan telah dicapai dengan Israel untuk memperpanjang gencatan senjata hingga hari ketujuh. Kedua belah pihak telah memulai memberlakukan gencatan senjata sejak 24 November 2023 lalu.

Transaksi jual beli di sebuah pasar dekat reruntuhan bangunan, sumber : Al Qastal

Sebelumnya, situasi sempat panas antara Hamas dan Israel Rabu malam. Hamas sempat melaporkan bahwa Israel menolak usulan pembebasan sandera untuk memperpanjang gencatan senjata.

Potret seorang bocah penjual barang kebutuhan sehari-hari, sumber : Al Qastal

Dalam laporan sebelumnya memang Hamas mengatakan tiga tawanan, termasuk sandera termuda Hamas Kfir Bibas- warga Israel berusia 10 bulan- telah meninggal dunia. Ia tewas bersama saudara laki-lakinya yang berusia 4 tahun bernama Ariel dan ibunya Shiri, saat pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menyerang Gaza tanpa henti sebulan lebih.

Muncul kekhawatiran baru menyusul berakhirnya gencatan senjata pada 1 Desember 2023, sumber : Al Qastal

Sebagai imbalan atas pembebasan para sandera oleh Hamas, Israel telah membebaskan 180 tahanan Palestina dari penjara-penjara di Tepi Barat. Sejauh ini, jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat agresi Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menembus 15 ribu jiwa. Mereka termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Sedangkan korban luka mencapai 33 ribu orang.

 

Sumber : Al Qastal

LEAVE A REPLY