ZNEWS.ID JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam menghasilkan obat herbal berkat keanekaragaman hayati yang melimpah.
“Kita seharusnya bisa menggantikan semua bahan baku obat,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Jakarta, dilansir dari Antara.
Handoko menjelaskan bahwa Indonesia telah mengidentifikasi sekitar 30 ribu spesies biodiversitas, namun hanya 76 di antaranya yang telah digunakan untuk obat herbal berstandar.
Menurutnya, dengan mengoptimalkan keanekaragaman hayati tersebut, Indonesia dapat mencapai kedaulatan obat dan kesehatan. Hal ini akan mencegah kejadian kelangkaan obat seperti yang terjadi selama pandemi Covid-19.
“Bahan baku obat adalah salah satu bentuk kedaulatan dan ketahanan di era modern ini, yang jauh lebih penting daripada sekadar masalah perang,” ujar Handoko.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa proses pembuatan bahan baku alam menjadi obat-obatan memerlukan waktu yang panjang, melibatkan riset dan pengembangan teknologi proses.
Misalnya, meskipun beberapa tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan baku parasetamol, menciptakan mesin yang dapat memproses tumbuhan ini secara konsisten masih menjadi tantangan.
Handoko menegaskan, pihaknya terus berupaya menjalin kerja sama dengan industri kesehatan agar Indonesia bisa memproduksi obat dan alat kesehatan secara mandiri, memanfaatkan sumber daya biodiversitas yang ada.
“Industri yang membuat mesin tidak ada di Indonesia. Karena itu, kita harus bermitra dengan industri manufaktur,” tuturnya.