Dokumentasi – Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha saat menjawab pertanyaan wartawan setelah menjalani sesi foto bersama kabinet pemerintah baru di Bangkok, Thailand, 16/7/2020. ANTARA/REUTERS/Soe Zeya Tun/tm

ZNEWS.ID JAKARTA – Pengunjuk rasa Thailand memberi waktu tiga hari bagi Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha untuk mengundurkan diri dan memenuhi tuntutan utama lainnya termasuk mereformasi monarki di Negeri Gajah Putih tersebut.

Ribuan demonstran pada Rabu malam (21/10/2020) menerobos barikade polisi dan kawat berduri untuk berbaris menuju kantor resmi Prayuth.

Demonstran berkumpul di dekat gedung, yang dikenal sebagai Gedung Pemerintah, segera setelah perdana menteri mengatakan pemerintahnya siap untuk mencabut aturan darurat yang melarang pertemuan besar di ibu kota jika protes tetap berjalan damai.

Sebelumnya pemerintah melarang pertemuan politik lima orang atau lebih dan melakukan publikasi informasi yang dianggap mengancam keamanan.

“Kami mengajukan surat agar Prayuth mengundurkan diri, yang merupakan salah satu dari tiga tuntutan kami,” kata Free Youth, salah satu organisasi protes utama, dalam sebuah posting Facebook pada Rabu malam.

“Jika dalam tiga hari pemerintah tidak memberikan jawaban, rakyat akan kembali dengan tuntutan yang lebih tinggi dari sebelumnya.”

Prayuth sendiri mengumukan pemerintah Thailand bakal mencabut status darurat seiring dengan ultimatum oleh para demonstran pro-demokrasi.

LEAVE A REPLY