
Oleh: Muhammad Nasril Lc MA (ASN Kemenag Aceh Besar dan Mahasiswa S3 Islamic Law UIN Jakarta, Awardee BIB Kemenag-LPDP)
ZNEWS.ID JAKARTA – Saat ini kita telah berada di penghujung Syakban 1446 H, menandakan bahwa kita akan menyambut Ramadan, bulan yang istimewa dan dinantikan oleh seluruh umat Islam di berbagai penjuru dunia.
Syekh Ramadan al-Buthi mengatakan bahwa Ramadan adalah bulan penuh berkah dan merupakan bulan Al-Qur’an. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah bertobat dari segala dosa, membersihkan hati dari kebencian, dan menyiapkan diri secara spiritual.
Menyambut tamu agung ini tentu harus dilakukan dengan penuh suka cita dan persiapan yang terbaik dengan bekal iman, ilmu, harta, dan kesehatan agar dapat memaksimalkan ibadah selama Ramadan.
Persiapan ini bahkan harus melebihi segala persiapan agenda atau acara yang pernah kita lakukan, karena Ramadan adalah tamu spesial, anugerah luar biasa yang menjadi kesempatan emas untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
Bertemu dengan ramadan adalah momen yang dinantikan, nikmat yang patut disyukuri. Mungkin, kita telah bertemu ramadhan puluhan kali, setidaknya pengalaman sebelumnya itu menjadi motivasi untuk ramadhan kali ini dengan tekad lebih baik.
Ramadan akan tiba, tapi kita apakah akan kembali dipertemukan dengannya? Semoga! Maka, berdoalah agar kita termasuk orang-orang yang diberi kesempatan oleh Allah untuk merasakan keberkahan Ramadan tahun ini.
Seperti para sahabat dan ulama terdahulu yang menyambut Ramadhan dengan penuh kebahagiaan dan persiapan yang matang, kita juga seharusnya meneladani mereka dalam menyambut bulan suci ini.
Abdul Majid mengutip nasihat ulama besar Al-Azhar, Syekh Ali Jum’ah, bahwa orang yang bijak akan memanfaatkan bulan Syakban untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. Dengan persiapan ini, ia dapat meraih keberkahan dan merasakan limpahan rahmat di bulan suci tersebut.
Namun, sering kali kita tidak menyadari kedatangan Ramadan dan bahkan terkejut ketika bertemu dengannya, sehingga persiapan kita kurang optimal.
Oleh karena itu, agar Ramadan kali ini lebih maksimal dan bermakna, kita perlu melakukan beberapa persiapan. Mulai dari persiapan spiritual, hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan ibadah sebelum Ramadan, seperti berzikir, beristighfar, serta menjalankan puasa sunnah di bulan Rajab dan Syakban.
Syekh Yusri salah seorang ulama besar Mesir pernah berpesan agar kita dapat merasakan kenikmatan Ramadan, diperlukan pemanasan dengan memperbanyak istigfar, selawat, dan tahlil, serta membiasakan salat berjemaah dan membaca Al-Qur’an.
Dengan pemanasan ini memudahkan kita dalam pelaksanaan ibadah di bulan Ramadan, tidak hanya sekadar menunaikan kewajiban tetapi juga menjadikannya kebiasaan yang berkelanjutan.
“Menunaikan ibadah memerlukan keikhlasan, sedangkan menjadikannya berkesinambungan membutuhkan kejujuran,” kata Syekh Yusri dalam ceramahnya yang dikutip oleh Abdul Majid di sanadmedia.
Maka, kita sejatinya meminta ampunan Allah dari segala dosa serta membersihkan hati dari dendam dan kebencian. Kemudian, menjaga fisik dan kesehatan juga sangat penting agar dapat menjalankan ibadah dengan optimal selama Ramadan.
Selain itu, persiapan lainnya yang sangat penting adalah bekal ilmu. Seperti memperdalam pemahaman tentang fikih puasa, zakat, itikaf, serta amalan-amalan sunah lainnya perlu dilakukan agar ibadah lebih bermakna dan sesuai tuntunan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengikuti kajian atau membaca buku tentang Ramadan. Sehingga membantu kita menjalani bulan ini dengan lebih baik.
Selanjutnya, kita perlu mempersiapkan bekal maal (harta) dengan menyisihkan dana untuk kebutuhan selama Ramadan. Merencanakan sedekah dan infak serta berpartisipasi dalam menyediakan makanan berbuka puasa (Maidah Rahman) bagi yang membutuhkan (orang berpuasa).
Persiapan terakhir yang tidak kalah penting adalah perencanaan dan penetapan target. Membuat jadwal ibadah dan menetapkan target Ramadan, seperti jumlah khataman Al-Qur’an, peningkatan kualitas shalat berjemaah, qiyamul lail, serta jumlah sedekah, akan membantu kita lebih disiplin.
Menyusun checklist harian juga dapat menjadi alat untuk mengevaluasi diri secara berkala. Karena untuk mencapai hasil yang baik dan maksimal, kita juga harus menempuhnya dengan cara terbaik, yaitu dengan mempersiapkan bekal sebaik mungkin.
Sungguh, tawaran bonus dari Ramadan ini luar biasa. Bulan yang penuh dengan ampunan dan keberkahan, sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi SAW:
“Telah datang kepadamu bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkanmu berpuasa di bulan itu. Pada bulan itu, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa tidak mendapatkan kebajikan di malam itu, maka ia telah kehilangan banyak kebaikan.” (HR Al-Nasa`i)
Senada dengan itu Syekh Wahbah Az-Zuhaili menyatakan bahwa Ramadan adalah bulan paling mulia karena menjadi awal turunnya Al-Qur’an, bulan ketaatan, ibadah, dan perbuatan baik. Di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan.
Namun, kesempatan emas ini akan terbuang sia-sia jika kita tidak memanfaatkannya dengan persiapan yang optimal. Oleh karena itu, mari kita sambut Ramadan 1446 H dengan persiapan yang maksimal, semangat yang baru, dan tekad yang kuat.
Jadikan bulan suci ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, serta meraih keberkahan dan gelar takwa yang dijanjikan oleh Allah. Semoga kita semua diberi kekuatan dan kesempatan untuk bertemu dan menjalani ibadah bulan Ramadan kali ini dengan penuh keberkahan.
Sumber: Kemenag