Ilustrasi Peringatan Maulid Nabi, Sejarah dan Maknanya. (Foto: Qiswah Tour)

ZNEWS.ID JAKARTA – Mengkaji sejarah Maulid Nabi tidak bisa disepelekan. Perayaan Maulid Nabi merupakan salah satu momen penting dalam agama Islam untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Tradisi peringatan Maulid Nabi telah ada dalam masyarakat muslim di wilayah Arab sejak tahun kedua Hijriah. Ini tertulis dalam kitab Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa oleh Nuruddin Ali.

Catatan ini juga menceritakan bagaimana Khaizuran (170 H/786 M), yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid, datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi.

Setelah itu, Khaizuran juga pergi ke Makkah dan memberikan perintah yang sama kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Seperti yang dilaporkan oleh islami.co, keinginan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW muncul pada masa khalifah Umar bin Khattab, sekitar tahun 22 atau 23 Hijriah (sekitar tahun 638 Masehi). Namun, saat itu para sahabat mengalami kesulitan dalam menentukan tanggal pasti kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Terdapat dua pendapat terkait tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pendapat pertama menyebutkan bahwa Nabi lahir pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah, sementara pendapat kedua menyebutkan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW terjadi pada 9 Rabiul Awal tahun Gajah.

Sejarah Peringatan Maulid Nabi SAW

Dosen sejarah peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Zakaria MAg mengatakan, sejarah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali muncul pada masa Bani Fatimiyyah, Mesir. Dinasti Fatimiyyah yang mendirikan merupakan Sa’id bin Husain yang berada pada daerah Tunisia sekitar 909 M dan berideologi Syiah.

Nama Fatimiyah terambil dari putri Rasulullah SAW yang juga istri Ali bin Abi Thalib. Sa’id bin Husain dan para pendiri Dinasti Fatimiyah mengklaim masih satu garis nasab atau keturunan dengan Fatimah.

BACA JUGA  Mengangkasalah

LEAVE A REPLY