
ZNEWS.ID JAKARTA – Perbedaan antara kurban dan akikah masih menjadi persoalan yang membingungkan di masyarakat. Karena, secara dhohir, kurban dan akikah memiliki kesamaan yaitu menyembelih hewan (dalam hal ini baik berkurban maupun akikah boleh menggunakan hewan jantan maupun betina, namun untuk akikah hanya menggunakan kambing dan sejenisnya saja) serta sama-sama berhukum sunah muakkad.
Padahal, kurban dan akikah sangat berbeda. Perbedaan ini setidaknya ditinjau dari sembilan perkara. Definisi pengertiannya, tujuan disyariatkannya, jenis hewan yang digunakan, jumlah hewan yang disembelih, waktu penyembelihan, jumlah pelaksanaan yang disyariatkan, pemberian daging, wujud daging yang diberikan, dan upah bagi penyembelih.
Pengertian Kurban dan Akikah
Asal kata kurban yaitu qariba- yaqrabu- qurbanan wa wirbanan (dikutip dari kamus Ibn Manzhur dan Munawir). Arti dari kata tersebut adalah dekat, maksudnya mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan mengerjakan perintah-Nya.
Selain itu, kata kurban juga berkaitan dengan kata udhiyyah bentuk jamak dari kata dhahiyyah yang berasal dari kata dhaha (waktu duha). Maknanya yaitu sembelihan di waktu duha pada 10 sampai 13 Zulhijah.
Sedangkan menurut istilah, kurban yaitu menyembelih hewan dengan tujuan beribadah kepada Allah pada hari raya Iduladha pada 10 Zulhijah dan tiga hari tasyriq setelahnya 11, 12, dan 13 Zulhijah.
Sedangkan akikah, menurut bahasa artinya memotong. Asal matanya aqqa- yauqqu- aqqan. Menurut para ulama, istilah memotong memiliki makna beragam. Yakni, memotong atau menyembelih hewan dan memotong rambut bayi yang lahir. Menurut Abu Ubaid, akikah berarti rambut atau bulu yang ada di kepala bayi.
Menurut istilah, akikah bermakna pemotongan atau penyembelihan hewan dalam rangka tasyakuran kepada Allah SWT karena kelahiran anak (laki-laki maupun perempuan) disertai dengan pemotongan rambut bayi tersebut.
Perbedaan Kurban dan Akikah dari Sisi Tujuan Syariat
Dari sisi tujuan syariatnya, kurban dalam rangka memperingati pengorbanan Nabi Ibarahim as dan Nabi Ismail AS. Seperti yang tercatat dalam Al-Qur’an, bahwa Allah SWT menguji Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail AS. Akhirnya, mereka menunjukkan kesabaran, keteguhan, dan ketaatan yang sangat mulia.