Bambang Wiwoho selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Suluk Nusantara menyampaikan pidato utama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, dalam Pentas Budaya Ketoprak ‘Kepemimpinan Profetik untuk Pemberdayaan Masyarakat’ yang diselenggarakan Dompet Dhuafa dan Bina Trubus Swadaya di Ruang Sasana Budaya Rumah Kita, Gedung Philanthropy, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2024). (Foto: Dompet Dhuafa)

ZNEWS.ID JAKARTA – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X, mengajak masyarakat untuk memanfaatkan nilai-nilai budaya lokal, khususnya budaya Jawa, sebagai upaya pemberdayaan masyarakat miskin.

Dalam pidatonya, Gubernur menekankan pentingnya membangkitkan warisan budaya sebagai solusi menghadapi tantangan sosial dan ekonomi.

Pidato tersebut disampaikan dalam acara Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion) ke-4 dan pertunjukan Ketoprak bertajuk Kepemimpinan Profetik untuk Pemberdayaan Masyarakat, yang diadakan oleh Dompet Dhuafa dan Bina Trubus Swadaya di Ruang Sasana Budaya Rumah Kita, Gedung Philanthropy, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2024).

“Kita tidak hanya harus melihat ke belakang untuk menghormati warisan nenek moyang kita, tetapi juga mengembuskan kehidupan baru ke dalamnya sebagai sumber harapan bagi mereka yang ditinggalkan,” kata Gubernur HB X dalam pidatonya yang disampaikan oleh Bambang Wiwoho selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Suluk Nusantara.

Menurut Gubernur HB X, budaya Jawa dengan nilai-nilai harmonis dan keadilan sosial menawarkan pendekatan yang efektif untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan di Indonesia. Ia menyoroti beberapa poin utama, yaitu:

  • Pendidikan sebagai Katalisator Perubahan

Gubernur menekankan pentingnya pendidikan dalam melestarikan dan mentransmisikan nilai-nilai budaya. Beliau mengusulkan sebuah kurikulum yang mengintegrasikan sejarah dan tradisi Jawa, menumbuhkan hubungan yang lebih dalam antara siswa dan warisan mereka.

  • Peran Wacana

Wacana publik, menurut Gubernur, sangat penting untuk membentuk identitas budaya dan kesadaran sosial. Beliau menekankan perlunya platform di mana orang-orang dapat terlibat dalam percakapan yang bermakna tentang budaya mereka dan relevansinya dengan tantangan kontemporer.

  • Pentingnya Ruang Publik

Ruang publik, seperti pusat komunitas dan pusat budaya, memainkan peran penting dalam mendorong kohesi sosial dan ekspresi budaya.

Gubernur menyerukan penciptaan lebih banyak ruang di mana orang dapat berkumpul untuk belajar, berbagi ide, dan berpartisipasi dalam kegiatan budaya.

  • Pemberdayaan Budaya dan Pengentasan Kemiskinan
BACA JUGA  Bagi Iksan Skuter, Masa Pandemi Momen Tepat untuk Berkarya dan Berbagi

Gubernur menghubungkan konsep kebangkitan budaya dengan isu yang lebih luas yaitu pengentasan kemiskinan. Beliau berpendapat bahwa dengan memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya budaya mereka, maka akan tercipta pembangunan yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan.

LEAVE A REPLY