Oleh: M Fuad Nasar (Mantan Sesditjen Bimas Islam. Saat ini Kepala Biro AUPK pada UIN Imam Bonjol Padang)
ZNEWS.ID JAKARTA – Seorang penulis Amerika Serikat Lothrop Stoddard menulis buku the New World of Islam yang sudah klasik. Pada waktu itu, buku tersebut atas saran Presiden Soekarno diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Dunia Baru Islam (1966).
Bung Karno memberi Kata Pengantar, dan sebelumnya meminta tim penerjemah agar menambahkan satu bab khusus tentang perkembangan dan kebangkitan Islam di Indonesia.
Stoddard memulai tulisannya dengan pengungkapan bahwa bangkitnya Islam pertama kali di bawah pimpinan Nabi Muhammad ialah suatu peristiwa yang sangat menakjubkan dalam sejarah umat manusia.
Dalam waktu satu abad saja, dari gurun tandus dan suku bangsa terbelakang, Islam telah tersebar hampir meliputi separuh dunia……mengadakan revolusi berpikir dalam jiwa bangsa-bangsa. Sekaligus, membina suatu dunia baru, Dunia Islam.
Sejarah mencatat, Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah pada 12 Rabiulawal Tahun Gajah (571 M). Setelah Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah, yang pertama dibangun ialah masjid sebagai pusat dakwah dan pembinaan umat yang sekarang dikenal sebagai Masjid Nabawi.
Keutamaan dan keagungan pribadi Nabi Muhammad dilukiskan oleh Prof Athiyah Al-Abrasyi dalam bukunya Uzmatur Rasul melalui kalimat berikut: Dalam pribadi Nabi Muhammad Saw ditemukan sifat keberanian Nabi Musa, sifat kepemurahan Nabi Harun, sifat kesabaran Nabi Ayub, sifat keteguhan Nabi Daud, sifat keagungan Nabi Sulaiman, sifat kegembiraan Nabi Yahya dan sifat kasih Nabi Isa.”
Dalam kurun waktu lebih kurang 23 tahun, Nabi Muhammad melaksanakan tugasnya sebagai utusan Tuhan untuk memperbaiki kerohanian umat manusia dan mewujudkan suatu peradaban yang maju.
Islam adalah agama yang bersifat universal, agama untuk semesta, bukan untuk suku bangsa dan wilayah tertentu saja, tetapi agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam atau rahmatan lil ‘alamin.
Islam disiarkan dengan keteladanan kepemimpinan Nabi Muhammad dan dilanjutkan oleh para sahabat dan umatnya.
Nabi mengajarkan etika sosial yang bersumber dari Al-Qur’an sebagai pedoman bagi umat Islam dalam menghadapi masyarakat dunia yang multikultural, antara lain: perintah berlaku adil, berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, serta melarang perbuatan keji, munkar dan permusuhan (QS An-Nahl 16: 90).