Oleh: Ustaz Jauhar Ridloni Marzuq Lc MA
ZNEWS.ID JAKARTA – Allah SWT berfirman, “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Surah Al-Hadid Ayat 4)
Rasulullah SAW juga bersabda, “Bertakwalah kamu kepada Allah di manapun kamu berada. Iringilah kejelekan yang telah kamu lakukan dengan kebaikan, yang akan dapat menghapus kejelekan tersebut. Dan pergauilah orang lain dengan akhlak yang baik.” (HR Ahmad)
Kisah Ummu Amarah
Al-Hafidz Ibnu Asakir dalam Kitab Tarikh Dimasyq mengisahkan bahwa di zaman Umar bin Khattab banyak terjadi kecurangan yang dilakukan oleh para penjual susu. Mereka menyampur susu dengan air agar mendapatkan keuntungan lebih banyak. Umar pun melarang itu dan memerintahkan orang-orangnya untuk mengumumkan di pasar-pasar Madinah.
Pada suatu ketika, pada malam hari, Umar yang sedang berkeliling mengontrol suasana dan kondisi rakyatnya di malam yang gelap dan sepi. Beliau mendengar seorang wanita sedang berbicara kepada anak perempuannya.
“Anakku, coba kamu campurkan susu itu dengan air!”
“Ibu, saya tidak pernah mendengar keteguhan pendapat Amirul Mukminin (Umar bin Khattab) seperti ini,” jawab anaknya.
Sang ibu bertanya, “Apa sebenarnya keteguhan seorang Umar yang kamu maksudkan, anakku?”
“Suara hati yang memanggilnya mengatakan, tidak boleh susu dicampur dengan air,” jawab anaknya.
Wanita penjual susu itu berkata, “Sudahlah anakku, cepat campurkan susu itu dengan air! Kamu di tempat yang aman. Umar tidak akan tahu apa yang kamu lakukan. Tidak ada yang melaporkan itu kepada Umar.”
Mendengar perkataan ibunya, gadis itu berkata, “Ibu, walaupun Umar bin Khattab tidak mengetahuinya, tapi demi Allah, saya sangat menghormati dan patuh kepada Umar, baik di hadapan orang banyak maupun di belakangnya.”
Keesokan harinya, setelah bangun pagi, Umar berkata kepada Ashim, anaknya. “Ashim, pergilah ke suatu tempat di daerah ini. Engkau akan bertemu dengan seorang gadis. Kalau dia tidak sibuk bekerja, maka persuntinglah dia menjadi istrimu. Semoga Allah memberimu keturunan darinya,” kata Umar.
Firasat Umar manjur dan tepat. Ternyata benar, akhirnya putranya itu mempersunting anak perempuan dari wanita penjual susu itu. Mereka diberi anugerah keturunan yang saleh. Istri Ashim melahirkan anak perempuan yang kemudian dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan. Hasil dari pernikahan ini akhirnya melahirkan Umar bin Abdul Aziz yang dikenal sebagai seorang khalifah yang adil.