
Oleh: Dr Eko Wahyuanto (Dosen Sekolah Tinggi Multi Media ‘MMTC’ Yogyakarta)
ZNEWS.ID JAKARTA – Pesatnya kemajuan teknologi informasi melahirkan kompleksitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Ekosistem baru dunia maya meretas jarak dan batas konvensional antarbangsa yang sudah diikat konsensus internasional.
Internet bahkan mendisrupsi hampir seluruh strategi dan tata kelola kenegaraan, tak terkecuali sektor pertahanan keamanan.
Gagasan sistem pertahanan baru berbasis siber yang populer dengan istilah Satuan Siber Tentara Nasional Indonesia atau (Satsiber TNI) selama ini terus didengungkan. Bahkan diramalkan ke depan dapat menjadi satuan angkatan perang andalan di jajaran Tentara Nasional Indonesia TNI.
Kepala Badan Telekomunikasi PBB, Toure Hamadoun, telah mengisyaratkan bahwa perang dunia mungkin terjadi di dunia maya. Pertempuran tak lagi mengandalkan mesin persenjataan melainkan bertumpu pada kekuatan baru dalam peperangan bernama perang siber (cyber war).
Perang siber telah nyata-nyata menjadi ancaman serius bagi semua negara. Karena itu, gagasan Gubernur Lemhannas Agus Wijayanto agar TNI memiliki matra baru yakni Angkatan Cyber, bukanlah hal berlebihan.
Sebelumnya, mantan Kepala Badan Intelijen Nasional, AM Hendropriyono, dalam percakapan khusus dengan penulis, menyinggung hal yang sama. Hendro melihat Indonesia sudah saatnya memikirkan untuk memiliki pasukan resmi siber di jajaran angkatan perangnya.
Seperti yang dilakukan Singapura dengan membentuk pasukan digital and intelligence service yang memiliki keandalan dan keahlian dalam bidang siber.
Perang siber
Perang siber menjadikan jaringan komputer sebagai medan pertempuran, sedangkan kekuatan inteligensi dan platform melalui internet menjadi kekuatan strategis pertahanan dan penyerangan.