Presiden Joko Widodo (kanan) menyambut Perdana Menteri Sao Tome and Principe Patrice Trovoada (kiri) saat pertemuan bilateral KTT AIS Forum 2023 di Nusa Dua, Bali, Rabu (11/10/2023). (Foto: ANTARA FOTO/Media Center KTT AIS Forum 2023/Jessica Wuysang)

Oleh: Ngasiman Djoyonegoro (Analis Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan, Rektor Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal Jakarta)

ZNEWS.ID JAKARTA – Sekali lagi Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Bukan bidang politik atau ekonomi, tapi terkait perubahan iklim yang dampaknya bisa ke politik dan ekonomi.

KTT Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 semakin menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam geopolitik dan geostrategi global. Sebanyak 32 pemimpin dari negara-negara kepulauan hadir.

Prediksi para ahli iklim, negara-negara kepulauan di Pasifik Selatan merupakan wilayah yang paling terancam dampak perubahan iklim.

Ancamannya berupa berkurangnya luas daratan akibat tenggelam oleh air laut, rusaknya kawasan ekosistem pesisir akibat gelombang pasang, berubahnya mata pencaharian masyarakat akibat sulitnya berlayar karena cuaca tidak menentu, berkurangnya wilayah pertanian di dekat pantai, gangguan transportasi lintas pulau, hilangnya objek wisata pulau, dan menurunnya biodiversitas.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki tingkat kerentanan yang sangat tinggi terhadap dampak perubahan iklim. Sekitar 42 juta orang tinggal pada daerah kurang dari 10 meter di atas permukaan laut (BPS: 2020). Diprediksikan pada 2050, kenaikan air laut akan menenggelamkan 2.000 pulau kecil (USAID: 2016).

Kemungkinan ini sangat mungkin terjadi mengingat 75 persen kota besar Indonesia terletak di wilayah pesisir (Dahuri: 2006). Nilai potensial ekonomi yang hilang dalam kurun 2020 – 2024 diperkirakan mencapai Rp.81,53 Triliun (Bappenas: 2021).

Hal yang sama akan terjadi di negara-negara anggota AIS. Dari Tuvalu hingga Dominika, dari Pasifik Selatan hingga Karibia, negara-negara kepulauan kecil ini berada di garis depan dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Kenaikan permukaan laut telah mengubah bentuk dan membanjiri dataran rendah, seperti Kepulauan Marshall dan Tuvalu. Badai yang semakin parah yang melanda Fiji dan Vanuatu di Pasifik, Sao Tome dan Príncipe di Atlantik khatulistiwa, dan Dominika di Karibia.

BACA JUGA  Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan

LEAVE A REPLY