Oleh: Martin H Siagian (ASN Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI)
ZNEWS.ID JAKARTA – Saat diskursus publik menghangat dengan pemberitaan politik pilkada, secuplik berita spontan menghibur. Timnas Sepakbola Indonesia bermain gemilang dengan mengalahkan Saudi Arabia.
Dalam Sepakbola, Saudi Arabia merupakan salah satu tim terkuat Asia dan menjadi langganan peserta Piala Dunia. Mengalahkan Timnas Saudi tentu menjadi kebanggaan.
Sebab, sejak dulu, dari berbagai event sepakbola dunia, kita nyaris tidak diperhitungkan. Padahal, puluhan generasi telah berganti, manajemen dan kepelatihan berkali-kali dirombak.
Namun, kini secercah harapan muncul. Satu per satu, lawan berat ditumbangkan. Setelah menunggu lama, nampaknya inilah skuat terbaik, generasi terbaik.
Ada hal menarik dari kisah kesuksesan Timnas, yaitu pemain-pemainnya. Siapa mereka? Dari mana mereka berasal? Kita tahu Sebagian besar pemain timnas adalah pemain asing yang dinaturalisasi menjadi WNI.
Sebagian masyarakat mencibir langkah naturalisasi sebagai bentuk pengabaian potensi nasional. Sehingga, kemajuan timnas dipandang tidak murni usaha sendiri. Sebab, dilihat dari fisik para pemainnya tidak mencerminkan pemain dari negara sendiri.
Namun yang mendukung naturalisasi juga tidak kalah banyak. Mereka beranggapan setidaknya kita berhasil memanfaatkan relasi sejarah Indonesia-Belanda di masa lalu.
Naturalisasi bukan hal baru. Hampir seluruh negara melakukannya. Walaupun tidak semasif, ini kitapun telah melakukannya sejak lama.
Pertanyaannya kemudian, apakah praktik naturalisasi ini sudah mempertimbangkan aspek nasionalismenya? Atau, memang kita telah melangkah maju menuju peradaban substansial? Mari kita petik hikmahnya.