ZNEWS.ID BOJONEGORO – Krisis akibat kekurangan pasokan air bersih menimpa wilayah Bojonegoro seiring dengan berlanjutnya musim kemarau yang panjang sehingga menyebabkan kekeringan.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro pada 16 Agustus 2023, tercatat sebanyak 23 desa yang tersebar di 12 kecamatan di kabupaten tersebut mengalami kelangkaan pasokan air bersih yang layak untuk konsumsi.
Beberapa desa yang terdampak antara lain Jatimulyo, Malingmati, Meduri, Sugihwaras, Karang Dinoyo, Sumberharjo, Kayulemah, Tlogohaji, Tulungrejo, Siwalan, Bareng, Panunggalan, Kepohbaru, Sumberharjo Kidul, Miyono, Dukoh Kidul, Butoh, Sambong, Kolong, Bandungrejo, Clebung, Nglampin, dan Jamberejo.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat tidak hanya mengandalkan pasokan air dari pemerintah kabupaten, tetapi juga harus mengantre di sekitar sumur-sumur warga yang masih menyediakan air.
Dengan menggunakan timba, pikulan, dan jerigen, warga berusaha mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Warga-warga di daerah terdampak sangat berharap adanya bantuan tambahan dalam bentuk distribusi air dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro atau lembaga-lembaga dan organisasi masyarakat.
Meskipun telah ada bantuan yang diberikan, namun masih dianggap kurang, mengingat dampak kekeringan semakin meluas. Dalam mengatasi krisis ini, masyarakat yang terdampak telah mengambil langkah mandiri dengan mempersiapkan kolam penampungan darurat di sekitar pemukiman.
Kolam-kolam ini terbuat dari terpal dan bambu untuk mempermudah distribusi air dari truk tangki yang datang. Salah seorang warga, Yayuk (36), dari Desa Butoh mengungkapkan bahwa sudah sekitar 3 bulan warga di sana kekurangan air bersih.
“Hampir setiap tahun desa kami menghadapi krisis air seperti ini. Kami berharap agar pasokan air bersih di desa kami dapat tercukupi untuk kebutuhan memasak, minum, dan berwudu,” katanya.