Imam Muhammad Sakban, Dai Dompet Dhuafa yang mendapat penugasan dakwah dari Dompet Dhuafa Waspada (Sumatra Utara) sejak 2016 di Pulau Samosir, tepatnya di Desa Tambun Sukkean, Kecamatan Onan Runggu. (Foto: Dompet Dhuafa)

ZNEWS.ID SAMOSIR – Di Samosir, kurang dari tiga persen penduduknya beragama Islam. Meskipun jumlah ini kecil, mereka tersebar di berbagai lokasi yang cukup berjauhan.

Meskipun Samosir adalah pulau di atas danau, pulau ini memiliki luas sekitar 63.000 hektare atau sekitar 640 km persegi, hampir seukuran dengan negara Singapura.

Di tepi Pulau Samosir, Desa Tambun Sukkean, Kecamatan Onan Runggu, berdiri kokoh Masjid Nurul Islam. Meskipun jauh di pelosok Tanah Batak, suara azan terus berkumandang setiap kali waktu salat tiba.

Menurut cerita warga setempat, masjid ini dibangun bersamaan dengan penyebaran ajaran Islam ke Pulau Samosir oleh Tumbur Lobey Japadang Samosir pada 1932.

Khalifah M Salim Samosir kemudian mengembangkan ajaran Islam di pulau ini. Keyakinan sebagian masyarakat Samosir terhadap ajaran Islam tetap terjaga berkat usaha Ustaz atau Imam Muhammad Sakban.

Sakban mendapat penugasan dakwah dari Dompet Dhuafa Waspada (Sumatra Utara) sejak 2016. Pria asal Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang ini mulai berinteraksi dengan masyarakat Samosir sejak itu dan akhirnya berkeluarga di sana.

Ia telah melihat banyak perkembangan Islam sejak 2016. Ketika pertama kali datang, Masjid Nurul Islam hanya berupa surau kecil. Namun, semangatnya untuk berdakwah tidak surut.

LEAVE A REPLY