Ilustrasi: Tim Dompet Dhuafa Jatim dan DMC Dompet Dhuafa melalui unit jaringan relawan dari Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) Jatim melakukan Psychological First Aid (PFA) kepada anak-anak penyintas yang mengungsi di Balai Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Minggu (9/7/2023). (Foto: DD Jatim/DMC DD)

ZNEWS.ID JAKARTA – Sebagian besar orang bekerja di suatu institusi atau perusahaan dengan alasan ingin mendapatkan penghasilan. Namun, bekerja di lembaga filantropi memiliki nilai lebih dari itu.

Para pekerjanya tak hanya sekadar dijadikan sebagai alat produksi. Lembaga justru sangat menghormati harkat kemanusiaan pekerjanya, sebagaimana upayanya menaikkan harkat orang lain, yaitu kaum duafa sebagai penerima manfaat.

Hal ini disampaikan oleh salah satu Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Yudi Latif, pada acara “Leader’s Insight”, Selasa (9/1/2024), di Gedung Philanthropy, Jakarta Selatan.

Acara itu dihadiri oleh jajaran Dewan Pembina, Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, serta insan-insan Dompet Dhuafa hingga jenjang officer.

Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Yudi Latif, pada acara “Leader’s Insight”, Selasa (9/1/2024), di Gedung Philanthropy, Jakarta Selatan. (Foto: Dompet Dhuafa)

Yudi mengungkapkan bahwa di lembaga filantropi, ruang-ruang untuk menyampaikan ide atau gagasan terbuka dengan lebar. Maka itu, setiap insan di Dompet Dhuafa harus selalu memiliki rasa penasaran dan ingin tahu. Skeptis bisa menjadi positif jika penempatannya benar. Dengan begitu, keilmuan akan terus meluas.

Selaras dengan ilmu, iman juga harus terus ditingkatkan. Yudi menegaskan tentang pentingnya keseimbangan antara ilmu dan iman. Dua hal inilah yang menjadikan manusia bermartabat.

Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surah al-Mujadalah ayat 11, yang umumnya diartikan: “Allah mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang mencari ilmu, yaitu dengan beberapa derajat.”

LEAVE A REPLY