Ilustrasi uang. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat)

“Tiap sesuatu akan mengalami kepunahan, yang kekal hanyalah Tuhan Yang memiliki kebesaran dan kemuliaan.”
(QS Ar Rahman: 26-27)

ZNEWS.ID JAKARTA – Saat ini, banyak orang memperlakukan uang seolah-olah sebagai Tuhan. Uang dianggap memiliki kekuatan besar, sehingga banyak yang rela diperbudak olehnya dan menjadi hamba uang.

Padahal, setiap muslim telah bersumpah dalam syahadat, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (ilah) selain Allah.” Seharusnya, setiap muslim bebas dari perbudakan uang.

Apa yang dimaksud dengan perbudakan uang? Apa ciri-ciri seseorang yang telah menuhankan uang?

Mari kita merujuk pada makna ilah (Tuhan) terlebih dahulu. Dari situ, kita dapat menemukan jawaban tentang perbudakan uang dan ciri-ciri hamba uang.

Akar kata ‘ilah’ dalam bahasa Arab berasal dari kata kerja ‘aliha’, yang memiliki berbagai arti, di antaranya yaitu:

  • Merasa Tentram sehingga Asyik dan Tidak bersedia Meninggalkannya

Dari makna ini, salah satu ciri orang yang menuhankan uang adalah mereka yang merasa tenteram jika memiliki uang, asyik masyuk untuk mengejarnya dan menghabiskannya, serta enggan berpisah dengan uang.

Bukankah banyak orang asyik mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya? Mereka lebih memilih meninggalkan pasangan hidup dan anak-anak demi mengejar uang, serta takkan rela mengeluarkan uangnya untuk disedekahkan pada orang lain. Inilah ciri seorang hamba uang.

“Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthomah.” (QS Al Humazah: 2-4)

LEAVE A REPLY