“Setiap anak Adam sering berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertobat.”
(HR Tirmidzi no 2499)
ZNEWS.ID JAKARTA – Bayangkan jika Anda kehilangan kendaraan di tempat asing, dan di dalamnya terdapat semua kebutuhan penting seperti makanan, alat komunikasi, identitas, uang, dan barang berharga lainnya. Kondisi ini tentu menimbulkan kepanikan, kesedihan, dan rasa putus asa.
Namun, bagaimana jika kendaraan tersebut tiba-tiba ditemukan kembali, lengkap dengan seluruh barang di dalamnya?
Perasaan lega, bahagia, dan syukur pasti akan memenuhi hati, hingga kesulitan yang dialami sebelumnya terlupakan sejenak.
Ketahuilah bahwa kegembiraan Allah ketika seorang hamba bertobat jauh lebih besar dibandingkan rasa bahagia musafir yang menemukan kembali kendaraannya. Hal ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah:
“Sungguh Allah sangat gembira dengan tobat hambanya ketika bertobat kepada-Nya, melebihi senangnya seorang hamba yang bepergian dengan kendaraannya di negeri yang gersang, lalu kendaraannya tadi hilang, padahal bekal makan dan minumnya berada di atasnya, lalu ia patah harapan untuk mendapatkannya, lalu ia berteduh di bawah pohon dengan diliputi kekecewaan. Ketika seperti itu, tiba-tiba kendaraannya berdiri di sampingnya, lalu ia pegang tali kendalinya, kemudian berkata dengan gembiranya: ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku sedangkan aku adalah Tuhan-Mu!’ Dia telah melakukan kesalahan karena terlalu gembira.” (HR Muslim)
Karena itu, jangan pernah ragu untuk bertobat, meskipun Anda merasa telah banyak berbuat dosa. Namun, penting bagi kita memahami beberapa hal yang sering menghambat tobat:
- Tobat Tanpa Penyesalan
Banyak orang mengira tobat hanya sekadar membaca istigfar, tanpa ada rasa menyesal atas dosa yang diperbuat. Padahal, inti dari tobat adalah penyesalan mendalam yang disertai tekad untuk tidak mengulanginya.
Rasulullah bersabda: “Penyesalan adalah tobat.” (HR Ibnu Hibban)
