
Oleh: Nurul Aeni (Founder Komed)
ZNEWS.ID JAKARTA – Ketika saya belajar banyak ilmu parenting terkini, pikiran saya langsung melayang ke puluhan tahun yang lalu, mengingat kembali bagaimana peran orang tua saya pada masa itu. Dibandingkan dengan teori pengasuhan modern, saya menyadari banyak kesalahan yang dilakukan orang tua saya selama proses pengasuhan.
Saya masih mengingat banyak kata “jangan” dan “nakal” yang sering terucap secara tidak sengaja oleh orang tua. Ada banyak cara pengajaran yang salah, baik dalam cara orang tua mengajari saya berbicara, bergaul, maupun bertindak. Namun, sebagai manusia dewasa, saya tidak seharusnya mengutuk atau menyalahkan kesalahan mereka.
Orang tua di masa lalu terbatas pada kemampuan dan pengetahuan mereka. Tidak semudah sekarang, di mana orang tua modern dapat belajar dengan hanya sentuhan jari.
Pada akhirnya, terlepas dari cara orang tua mendidik kita (secara teknis), cinta mereka-lah yang membentuk kita menjadi seperti ini. Sebaliknya, kita seharusnya merenungkan bagaimana dengan segala keterbatasan mereka, orang tua dapat mendidik kita dengan penuh cinta.
Kembali ke masa kini, ketika saya menjadi orang tua, saya merasakan betapa sulitnya menjadi orang tua yang diidamkan oleh ilmu parenting modern. Ketika berhadapan dengan anak-anak, teknik-teknik pengasuhan modern sering kali tidak berjalan lancar.
Saya belajar bahwa membentak, mencubit, dan meneriaki anak-anak akan menyakiti mereka dan berdampak besar pada pembentukan karakter mereka di masa depan. Sayangnya, walaupun saya telah mengetahui hal tersebut, terkadang saya tetap melakukan hal-hal tersebut.
Lalu, apa gunanya mempelajari banyak ilmu parenting? Apa gunanya membaca banyak buku tentang pengasuhan? Ketika kita melihat kegagalan dalam menerapkan pengasuhan modern yang benar, rasanya menjadi frustrasi.