ZNEWS.ID JAKARTA – Menerapkan gaya hidup seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW sebisa mungkin harus masuk dalam bucket list kita semasa hidup. Termasuk mencontoh bagaimana Nabi berias diri setiap hari. Satu hal yang paling disukai Rasul adalah memakai wewangian atau parfum, khususnya saat beliau hendak beribadah.
Karenanya, memakai wewangian dalam Islam menjadi sunah dan bagian dari ibadah yang wajib kita teladani. Imam Malik rahimahullah pernah berkata, “Sunah bagai kapal Nabi Nuh alaihissalam, barangsiapa yang menaiki kapal tersebut maka ia akan selamat dan barangsiapa yang tidak menaikinya akan tenggelam”.
Maka, sebagai muslim yang baik, kita perlu menerapkan apa yang juga diterapkan Nabi Muhammad dalam kehidupannya, termasuk memakai wewangian. Namun, sebelum menerapkannya, kita perlu tahu terlebih dahulu bagaimana sejarah pemakaian wewangian dalam Islam.
Wewangian dalam Islam
Wewangian memiliki peran penting dalam kebudayaan Islam selama berabad-abad lamanya. Mulai dari memakai minyak wangi saat hendak ibadah, membakar dupa sebagai pengharum ruangan, hingga pengembangan parfum dan attar yang rumit oleh cendekiawan muslim.
Satu hal yang menjadi alasan mengapa wewangian penting dalam kebudayaan Islam adalah karena ini menjadi kesukaan Nabi Muhammad SAW.
Nabi terkenal dengan kecintaannya pada wewangian. Bahkan, Nabi secara teratur memakai parfum dan minyak wangi dalam kehidupan sehari-harinya. Beliau juga pernah bertutur, “Parfum adalah makanan surga”.
Tradisi Islam mencatat, Nabi Muhammad menganjurkan pemakaian wewangian dalam kehidupan sehari-hari dan sebelum menjalankan ritual keagamaan. Misalnya, Nabi Muhammad SAW biasa memakai parfum saat akan melaksanakan salat.
Hal ini menjadi praktik keagamaan yang dianjurkan bagi umat Islam, yakni memakai parfum saat akan menghadiri salat Jumat. Pemakaian wewangian juga dianjurkan pada perayaan keagamaan lainnya seperti Idulfitri dan Iduladha.