Oleh: Dr Taufan Hunneman (Dosen UCIC, Cirebon)
ZNEWS.ID JAKARTA – Good neighbour policy yang diterapkan Indonesia dalam interaksinya sebagai tetangga yang baik di kawasan diyakini masih menjadi pilihan yang akan diteruskan dalam pemerintahan mendatang.
Kebijakan bertetangga yang baik tak terelakkan dengan mengedepankan sikap saling menghormati dan menghargai, termasuk menjadi opsi untuk penyelesaian seandainya ada sengketa wilayah, sebagaimana ketegangan di LCS (Laut Cina Selatan) hari-hari ini.
Di kawasan, kebijakan ini mengakar pada nilai-nilai Asia yang lebih menitikberatkan pada sisi harmoni daripada keakuan, lebih pada rasa ketimbang semata-mata rasio.
Apalagi, selama ini Indonesia kerap dianggap sebagai pemimpin tradisional ASEAN sehingga kebijakan tetangga yang baik yang selama ini diterapkan Indonesia sudah pasti menjadi acuan bagi yang lain.
Pilihan akan bertahan pada posisi tersebut, semakin tampak manakala Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang juga merupakan Presiden Terpilih RI berkunjung ke negara-negara sahabat termasuk negara anggota ASEAN bahkan sebelum dirinya dilantik.
Tercatat, menjelang pelantikan sebagai Presiden RI pertengahan Oktober ini, sudah separuh lebih negara anggota ASEAN yang dikunjungi Menhan Prabowo. Ditambah kunjungan ke negara-negara sahabat lain, seperti Rusia, Cina, dan Prancis.
Kunjungan tersebut bermakna menegaskan visi kebijakan luar negeri Indonesia ke depan. Melalui inisiatif mengunjungi negara-negara ASEAN, tercermin bahwa pemerintahan Indonesia ke depan ingin membangun fondasi kuat untuk menjalankan peran pemimpin tradisional dan tetangga yang baik di kawasan.
Selaras dengan gagasan bahwa baik di kawasan maupun global, Indonesia akan lebih memosisikan diri sebagai “tetangga yang baik” atau good neighbour policy.
Gagasan kebijakan bertetangga yang baik itu berbasis pada tradisi di negeri ini, bahwa tetangga merupakan pihak yang dekat, yang akan menolong ketika sedang menghadapi kesulitan. Tetangga yang akan segera datang menolong, bukan saudara kandung yang tinggal berjauhan.