Oleh: Yudi Latif (Anggota Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika)
ZNEWS.ID JAKARTA – Saudaraku, sepanjang sejarah, kemakmuran suatu bangsa ditentukan oleh kemampuannya menghadirkan suatu sistem yang di dalamnya orang-orang berpendidikan baik bisa bekerja sama secara damai, hingga dapat melahirkan berbagai inovasi.
Lantas, menerima modal dari pasar uang dan memiliki sarana (peralatan) yang dengan itu berbagai inovasi yang dihasilkannya bisa dikembangkan menjadi produksi dan alokasi sumberdaya, yang menghasilkan ganjaran keuntungan.
Sistem demikian bisa terlahir dalam kehadiran negara yang sehat. Negara-negara dengan tabungan yang besar, utang rendah, dan mata uang cadangan (reserve currency) yang kuat, lebih memiliki kemampuan untuk menahan keruntuhan ekonomi dan kredit daripada negara-negara yang tak memiliki banyak tabungan, banyak utang, dan tidak memiliki reserve currency yang kuat.
Seturut dengan itu, negara-negara yang memiliki kepemimpinan yang kuat dan kapabel dengan kehadiran warga sipil yang bisa dikelola akan lebih baik daripada negara-negara yang tak memiliki kedua kualitas tersebut.
Di samping itu, negara-negara yang lebih inventif akan lebih mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan dan tantangan ketimbang negara-negara yang kurang inventif.
Produktivitas manusia merupakan kekuatan terpenting dalam peningkatan kekayaan, kekuasaan dan standard hidup suatu negara.
Sedang produktivitas manusia itu sendiri ditentukan oleh kualitas pendidikan, daya penemuan (inventiveness) dan inovasi, etika kerja dan sistem perekonomian untuk mentransformasikan ide menjadi output.
Itulah formula sukses dari Ray Dalio (2021) yang bisa jadi referensi jika negara Indonesia ingin maju.