Dompet Dhuafa menyalurkan sebanyak 18 ekor doka kepada masyarakat adat Osing yang mayoritas bekerja sebagai buruh tani di kaki Gunung Ijen, tepatnya di Desa Tamansuruh, Kecamatan Gladag, Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto: Dompet Dhuafa)

ZNEWS.ID BANYUWANGI – Iduladha memasuki hari Tasyrik kedua. Semangat Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa masih bergema hingga pelosok.

Rabu (19/6/2024), Dompet Dhuafa menyalurkan sebanyak 18 ekor doka kepada masyarakat adat Osing yang mayoritas bekerja sebagai buruh tani. Penyaluran berlokasi di kaki Gunung Ijen, tepatnya di Desa Tamansuruh, Kecamatan Gladag, Banyuwangi, Jawa Timur.

Senyum tersimpul pada masing-masing wajah, para warga pun bergegas berbagi tugas. Para bapak bertugas membersihkan hewan kurban dan memotongnya menjadi beberapa bagian untuk dibagikan ke rumah-rumah warga setempat.

Para ibu bersiap mengolah daging kurban untuk menjadi hidangan lezat khas Osing. Sedangkan, anak-anak mulai memainkan gamelan dan menari sebagai bentuk rasa syukur hari itu, yang mana telah menjadi rutinitas mereka untuk melestarikan kebudayaan asli Osing.

Dompet Dhuafa menyalurkan sebanyak 18 ekor doka kepada masyarakat adat Osing yang mayoritas bekerja sebagai buruh tani di kaki Gunung Ijen, tepatnya di Desa Tamansuruh, Kecamatan Gladag, Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto: Dompet Dhuafa)

Sebelumnya, Tamansuruh juga menjadi desa binaan Dompet Dhuafa dalam program sosial budaya. Komitmen untuk melestarikan kebudayaan Osing itu ditunjukkan dengan pemenuhan fasilitas alat musik tradisional dan mendirikan Serambi Budaya di sana.

Kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKMB) Desa Tamansuruh, Agus, menuturkan bahwa sejak 2022, pihaknya bekerja sama dengan Dompet Dhuafa.

“Main gamelan, menyanyikan lagu tradisional, dan menari, sudah menjadi keseharian kami. Kebudayaan Osing masih sangat kental di sini. Sayangnya, itu hanya dilakukan oleh para orang tua terdahulu. Keterbatasan alat membuat anak-anak hanya bisa nyanyi memakai sound. Setelah Dompet Dhuafa bantu fasilitasi alat-alat yang baru, anak-anak hampir setiap hari ke sini untuk bermain. Mereka otodidak, saya hanya mengawasi,” jelas Agus.

LEAVE A REPLY