MADIUN – Sebanyak 144 dhuafa pada Selasa (24/9) berkumpul di sebuah lapangan depan Aula Pondok Pesantren 99 Madiun, untuk menerima bantuan sembako dari Kitabisa, mitra digital Dompet Dhuafa.
Marmiatun, wanita paruh baya berusia 54 tahun, menjadi salah satunya, dan merasa bersyukur mendapat bantuan sembako yang terdiri dari minyak goreng, beras, dan beberapa kebutuhan pokok lainnya.
Sebagai seorang ibu rumah tangga, dia menggantungkan harapan rezekinya dari pekerjaan sang suami sebagai buruh tani. Namun nasib buruh tani tergantung pada pekerjaan, saat ada, rezeki mengalir, namun saat tiada, kantong pun sepi. Ketika ada kerjaan, suaminya hanya mendapatkan upah sebesar Rp50 ribu, dalam sehari.
“Kalau ada kerjaan, ya kerja, kalau nggak ya sudahlah cukup. Nggak kemana-mana gitu kalau nggak ada kerja, maksudnya ya nganggur,” terang Marmiatun.
Dari uang yang diberikan sang suami, Marmiatun bisa membeli hingga lima kilogram beras. Namun, jika sedang tak ada pekerjaan, ia hanya mampu membeli satu atau dua kilogram, cukup untuk bertahan sehari demi sehari.
Tak hanya bergantung pada penghasilan suaminya. Ia juga berjuang mencari kerja serabutan demi menghidupi keluarganya. Jika ada pekerjaan, ia segera turun tangan, jika tidak ia pasrah menanti di rumah.
Sesekali, ia membantu di toko-toko sembako, menimbang dan mengemas tepung beras. Meski sederhana, setiap jerih payahnya adalah usaha kecil demi memastikan dapur terus mengebul dan keluarganya tak kekurangan.
“Kadang saya juga nyari ke tetangga-tetangga, menawarkan diri biasanya ke tetangga-tetangga yang punya warung gitu yang memerlukan tenaga saya, siap dipanggil gitu,” tambahnya.
Bagi Marmiatun, pemberian sembako yang disalurkan Dompet Dhuafa ini bukan sekadar bahan pangan, melainkan harapan yang bisa menopangnya selama satu bulan ke depan. Di tengah kesulitan ekonomi yang sering membelit, bantuan ini seperti nafas segar yang ia nanti-nantikan.
“Terima kasih banyak dapat bantuan dari Dompet Dhuafa, mudah-mudahan kalau nanti dapat lagi, ya bersyukur, kalau nggak ya nyari-nyari sendiri,” ungkap Marmiatun.