ZNEWS.ID JAKARTA – Dompet Dhuafa mulai memberikan pembekalan kepada peserta Program Dai Ambassador 2025 di Sofyan Hotel Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (23/2/2025). Program ini bertujuan untuk menyatukan niat dan visi para dai dalam menyebarkan dakwah yang berbasis pemberdayaan, mencakup bidang pendidikan, kesehatan, budaya, serta sosial-kemanusiaan.
Dari 100 pendaftar, terpilih 16 dai yang akan diberangkatkan ke berbagai negara selama Ramadan 1446 H. Negara tujuan para dai meliputi Australia, Filipina, Hongkong, Jepang, Yunani, Korea Selatan, Perancis, Noumea, Selandia Baru, Thailand, dan Timor Leste.
Peran Dai dalam Misi Dakwah
Direktur Program Sosial, Kemanusiaan, dan Dakwah Dompet Dhuafa, Ahmad Shonhaji, menjelaskan bahwa tugas para dai tidak hanya sebatas berdakwah, tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf).
Ia menekankan bahwa program-program berbasis ZISWAF harus dapat diimplementasikan secara nyata di tengah masyarakat di berbagai negara.
“Harapannya, Dai Dompet Dhuafa memiliki konsentrasi dalam mengedukasi dan menyosialisasi Ziswaf, dan yang paling penting adalah apa yang dapat dijalankan, dilaksanakan dari program-program bersumber dari ZISWAF,” ujarnya dalam acara pembukaan.
Program Dai Ambassador pertama kali diluncurkan pada 2013 sebagai respons terhadap permintaan diaspora Indonesia di luar negeri yang menginginkan dakwah khas Tanah Air. Pada awalnya, program ini hanya menjangkau negara Korea Selatan, Hongkong, Filipina, dan Australia.
Namun, hingga 2025, jumlah negara penerima manfaat telah bertambah menjadi 40 negara, dengan rata-rata 12 negara dikunjungi dalam setahun.
Kolaborasi dengan Berbagai Pihak
Manajer Layanan Dakwah Dompet Dhuafa, Ahmad Pranggono, menyebut bahwa dalam pelaksanaan program ini, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) serta komunitas Islam setempat, seperti pengelola masjid dan majelis taklim. Mitra-mitra ini membantu dalam mengatur dan menentukan lokasi dakwah para dai setiap harinya.
“Pada tahun itu, negara tujuan Dai Ambassador meliputi Korea Selatan, Hongkong, Filipina dan Australia. Per tahun 2025, sudah ada 40 negara yang menjadi penerima manfaat. Dalam setahun rata-rata ada 12 negara yang dituju,” tuturnya.
Proses seleksi peserta dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai kualifikasi, seperti jenis kelamin, kemampuan membaca Al-Qur’an, pemahaman mengenai dakwah Islam, hingga hafalan 30 juz. Para dai diharapkan menerapkan metode dakwah berbasis kasih sayang dan welas asih, sesuai dengan semangat Dompet Dhuafa dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang damai dan inklusif.
Selain berdakwah di tempat-tempat ibadah, mereka juga diberikan kebebasan untuk berdakwah di lingkungan nonformal, seperti kafe, komunitas, dan ruang publik.
Dakwah yang Lebih dari Sekadar Ceramah
Program ini tidak hanya berfokus pada dakwah Islamiyah, tetapi juga mengangkat isu-isu kemanusiaan di negara tujuan. Dengan pendekatan ini, para dai tidak hanya berperan sebagai penceramah agama, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang mampu memberikan solusi bagi permasalahan umat.
Tiga visi utama yang diusung dalam program Dai Ambassador adalah:
- Dakwah Islamiyah → Menyebarkan ajaran Islam yang penuh kasih sayang.
- Dakwah ZISWAF → Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya zakat dalam pengentasan kemiskinan.
- Dakwah Wathaniyah → Menumbuhkan kecintaan terhadap NKRI.
Selain itu, program ini juga berupaya membentuk pusat belajar mengaji di luar negeri, sebagai kontribusi nyata dalam menjaga nilai-nilai Islam yang damai di berbagai belahan dunia. Para dai juga akan berperan dalam membangun solidaritas antar komunitas Muslim perantauan serta menjembatani dialog lintas budaya.
Ke depannya, Dompet Dhuafa berharap program ini semakin berkembang dan menjangkau lebih banyak negara. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan dakwah di tingkat global, Dai Ambassador diharapkan dapat menjadi solusi atas tantangan dakwah di era modern.
Agar program ini terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih luas, Dompet Dhuafa mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dan mendukung keberlanjutan program ini.
Oleh: Riza Muthohar