Ilustrasi korban bullying. (Foto: Shutterstock)

Oleh: M Ishom El Saha (Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten)

ZNEWS.ID JAKARTA – Para  orang tua, guru, tokoh, dan lainnya sekarang ini harus memiliki perhatian intensif kepada anak-anak dan generasi muda. Pasalnya, kasus bullying dan kekerasan terhadap anak semakin meningkat.

Efek pengasuhan dan pendidikan anak yang rendah kualitasnya serta pengaruh media sosial yang luar biasa pada pribadi anak, menyebabkan generasi sekarang bertingkah laku dan perilaku aneh.

Sebagai umat beragama, kita sudah disuguhi masalah kekerasan dan bullying pada anak di dalam Al-Qur’an melalui kisah Nabi Yusuf. Ada banyak pelajaran berharga yang dapat kita petik dari kisah masa kecil Nabi yang dikenal rupawan ini.

Mulai dari bagaimana mengajarkan anak agar berhati lembut dan bagaimana memperlakukan anak yang mendapatkan perlakuan kasar dan bullying dari teman-temannya maupun lingkungannya.

Al-Qur’an menyebutkan kronologis kasus kekerasan pada anak sebetulnya mengenalkan upaya preventif dan mengajak kita supaya menyetop perbuatan pidana yang melibatkan anak ini. Cukuplah Nabi Yusuf yang menjadi korban kekerasan anak, jangan diteruskan berulang-ulang. Sebab, dampaknya bagi psikologi anak sangat besar.

Anak korban kekerasan sangat memerlukan tindakan khusus, di antaranya melalui trauma healing yang bertujuan mengantisipasi kejadian Post-Traumatic Syndrome Disorder (PTSD). PTSD adalah gangguan stres pascatrauma.

Trauma healing diajarkan dalam Al-Qur’an, khususnya dalam surah Yusuf ayat 21: “Dan berkata orang Mesir (Qithfir) yang membelinya (Yusuf) kepada istrinya (Zulaikha); muliakan tempatnya! Mungkin menguntungkan kita atau kita jadikannya sebagai anak angkat.”

LEAVE A REPLY