
ZNEWS.ID JAKARTA – “Berangkat ke Gaza untuk yang pertama kali, istri saya, tuh, sedang hamil enam bulan,” ujar Bambang Suherman, Direktur Program Dompet Dhuafa, pada Jumat Dahsyat—pertemuan internal amil Dompet Dhuafa, Jumat (3/11/2023).
Ia menyampaikan, menjadi amil Dompet Dhuafa bukan sekadar mengumpulkan dan menyalurkan zakat, tapi jauh lebih substansi, memperjuangkan nilai kemanusiaan di lapangan.
Bambang menjelaskan bahwa hal yang paling berat adalah mengusung dua kepentingan. Pertama, sebagai tugas kemanusiaan, karena itu bukan sekedar pekerjaan, tetapi ruang aktualisasi.
Kedua, tugas keluarga. Saat berpamitan dengan sang istri, ia mengaku blak-blakan agar tidak banyak drama.
“Saya sampaikan pada istri bahwa saya harus berangkat dan tidak bisa ditunda. Mengejutkan, istri saya malah ingin ikut, agar merasa baik-baik saja dan tetap berbarengan. Namun, ia tidak dilatih suasana perang dan sedang dalam kondisi hamil. Saya yakinkan dia bahwa perjalanan ini dalam suasana yang tenang. Itu yang pertama tahun 2010, kemudian 2012, dan 2013,” ungkapnya.
Memimpin tim kemanusiaan Indonesia kala itu, Bambang berhasil menyentuh Tanah Kairo, kemudian bertandang ke KBRI di sana. Tawaran pertama dari KBRI adalah dia diminta untuk kembali.
Namun, Bambang berupaya melakukan audiensi dan komitmen. Bukan untuk menerima usulan, justru berupaya agar misi tersebut diperkuat.