Ilustrasi mi dari bahan lokal. (Foto: iStock)

ZNEWS.ID JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu mengingatkan bahwa krisis pangan dapat melanda kita. Dampaknya impor gandum akan terhambat karena adanya perang Rusia-Ukraina.

Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, kebutuhan gandum untuk industri pada 2022 mencapai 11,1 juta ton, yang digunakan untuk bahan baku tepung terigu. Dari total kebutuhan gandum tersebut, sekitar 2,8 juta ton dipenuhi dari Ukraina atau 25,2% dari total kebutuhan, dan dari Rusia sebesar 2.900 ton.

“Pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp92 triliun untuk ketahanan pangan. Wujud riset dari ketahanan pangan, berupa riset pangan alternatif, sudah banyak dilakukan oleh BRIN,” ungkap Plt Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah – BRIN, Wihatmoko Waskitoaji, dilansir dari laman resmi BRIN.

Dini Ariani, peneliti dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) BRIN, menjelaskan tentang pangan lokal. Yaitu,nmakanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal, antara lain umbi, kacang, dan padi.

Di sisi lain, Dini mengungkapkan bahwa pemanfaatan umbi-umbian di Indonesia masih tergolong rendah.

“BRIN berupaya dengan melakukan berbagai inovasi teknologi tentang pengolahan dari umbi-umbian tersebut. Kami mencoba mengolah umbi menjadi tepung yang dapat meningkatkan nilai ekonomi, daya jual lebih tinggi, dan memperpanjang masa simpan. Kemudian, sebagai sumber karbohidrat pengganti terigu, dan pangan fungsional,” ungkapnya.

Dini menjelaskan, pangan fungsional adalah bahan pangan dan produk pangan mengandung fungsi gizi dasar yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Potensi umbi-umbian, kata dia, mengandung sumber karbohidrat, serat, antioksidan, Fe,Ca, dan Posfor.

LEAVE A REPLY