Ilustrasi biduran di musim hujan. (Foto: istockphoto)

ZNEWS.ID JAKARTA – Biduran atau urtikaria merupakan reaksi kulit yang ditandai dengan ruam merah yang diserta gatal. Biasanya, kondisi ini dialami seseorang setelah terpapar oleh alergen (pemicu alergi).

Dokter spesialis kulit dan kelamin menjelaskan beberapa penyebab biduran, salah satunya yang sering muncul saat musim hujan, serta cara penanganannya.

Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), dr Eddy Karta, SpDVE, PhD, menjelaskan bahwa biduran atau urtikaria dibagi menjadi dua jenis, yaitu akut jika berlangsung kurang dari enam minggu, dan kronik jika lebih dari enam minggu.

Urtikaria akut sering disebabkan oleh makanan, obat-obatan, gigitan serangga, atau produk perawatan kulit. Sementara itu, urtikaria kronik dapat lebih kompleks dan melibatkan faktor genetik, kelainan autoimun, infeksi tersembunyi, atau bahkan penyebab yang tidak diketahui.

Menurut Eddy, musim hujan dapat meningkatkan kejadian biduran, karena udara dingin atau percikan air hujan dapat memicu aktivasi sel mast pada individu yang sensitif.

Selain itu, kelembapan tinggi di musim hujan dapat memicu pertumbuhan bakteri dan jamur di kulit jika tidak menjaga kebersihan setelah terkena air hujan.

Gejala biduran meliputi pembengkakan kulit, gatal, dan munculnya papul atau bercak yang dapat hilang dalam 24 jam. Biduran ringan biasanya merupakan reaksi lokal terhadap alergen seperti debu, serangga, atau udara dingin, sedangkan pada kasus yang lebih serius, bisa menyebabkan kesulitan bernapas dan penurunan tekanan darah.

“Pada kasus urtikaria kronik, (biduran) dapat disertai dengan demam, kelelahan, pembesaran kelenjar getah bening, dan penurunan berat badan dapat menjadi gejala kanker darah atau leukemia,” ujarnya.

BACA JUGA  Tingkatkan Kompetensi Luaskan Kebermanfaatan, Bakti Nusa Helat ACD

LEAVE A REPLY