“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(QS Al-Baqarah: 216)
ZNEWS.ID JAKARTA – Pernahkah kita menyadari bahwa banyak orang memiliki pemahaman yang keliru tentang cinta? Sebagian besar orang mengira bahwa cinta berarti selalu memenuhi semua keinginan orang yang dicintai. Namun, benarkah hal itu?
Bayangkan seorang anak kecil yang ingin memanjat pohon di tepi jurang. Apakah orang tuanya akan mengizinkan permintaan tersebut? Jika tidak diizinkan, apakah itu berarti orang tuanya tidak mencintainya?
Ada juga orang tua yang meminta anaknya melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti makan sayur yang tidak disukai, belajar mengenakan pakaian sendiri, atau membereskan mainan.
Meskipun terlihat tidak menyenangkan, bukankah ini sebenarnya bentuk cinta sejati? Orang tua ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
Begitu pula dengan Allah. Ketika doa-doa kita tidak dikabulkan, pernahkah kita berpikir bahwa mungkin saja permintaan tersebut akan mendatangkan keburukan? Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita dibandingkan diri kita sendiri.
Bahkan, saat kita menghadapi ujian hidup yang berat, seperti penyakit, kehilangan, atau kekurangan, apakah itu tanda bahwa Allah tidak menyayangi kita?
Sebaliknya, ini adalah bentuk kasih sayang-Nya. Allah menguji kita untuk memperkuat iman, mendidik kita menjadi lebih baik, atau bahkan menghapus dosa-dosa kita.
“Apabila Allah mencintai seorang hamba maka dia akan diuji agar Allah mendengar permohonannya (ratapannya).” (HR Baihaqi)