Atta Ul Karim, pemilik Al Barkat Oriental Rugs and Carpet saat diwawancarai (foto:romy)

ZNEWS.ID, JAKARTA – Ketulusan, selalu bersyukur dan tidak memilih-milih teman menjadi kunci sukses Atta Ul Karim (27) pria asal Pakistan dan juga pemilik Al Barkat Oriental Rugs and Carpet yang berpusat di fatmawati, Jakarta Selatan.

Dirinya yakin bahwa filosofi hidup yang dijalani dan diajarkan dalam agamanya membuat dirinya sukses sebagai pengusaha karpet yang sudah dimulai sejak tahun 1997.

“Karena Allah saja tidak pemilih, tidak membedakan manusia, jadi kita tidak pantas untuk bilang kamu orang biasa atau kamu orang begini, jadi sama siapapun kita harus berteman dengan baik dan tulus,” ujar Atta Ul Karim ketika ditemui di tokonya, Sabtu (15/8).

Dirinya menceritakan bahwa terjun di usaha karpet sendiri berawal dari sang ayah, Malik Masood Ahmad yang sudah lama tinggal di Indonesia dan menjadi pengusaha karpet, dari pertama kali ke Indonesia yang awalnya hanya punya 1 toko, sekarang sudah punya 27 cabang se Indonesia.

Langganannya mulai dari pesohor, pejabat dan tokoh yang memesan produk karpet impornya, seperti Guruh Soekarnoputra, Arief Yahya, Hotman Paris, Tyas Mirasih, Titi Kamal, Nikita Willy, dan masih banyak yang lainnya.

Karpet yang diperoleh dari 7 negara di dunia tersebut, lebih lanjut dikatakan Atta, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggannya. Misalnya karpet Iran, ada yang dibuat handmade, bahannya wool sama sutra.

“Benangnya tipis, dalam satu inch ada 180 ikat disulam, belum lagi bahannya. Kalau karpet rajutan tangan paling bagus berbahan sutra. Kalau yang pakai mesin bagusnya yang bahan acrylic,” ujar Atta yang juga hobi fotografi.

Meskipun ada website yang selalu diupdate, dan juga sosial media, bapak satu anak ini menjelaskan dalam berpromosi lebih baik mengandalkan kejujuran dan kualitas.

“Orang Indonesia itu sukanya bagus dan murah, misal kompetitor saya jual 100 tapi kalau mau jual 1.000 saya gak masalah. Kenapa? Karena saya pake harga jujur dan terbaik. Maksudnya, kalau saya jual harga mahal paling cuma sekali datang gak mau kembali lagi, lebih baik kita jujur dan nantinya ada promosi dari mulut ke mulut. Di Indonesia, biasanya karpet yang sering dibeli dari Turki dan Iran,” imbuhnya ramah.

LEAVE A REPLY