ZNEWS.ID JAKARTA – Bukan hanya orang dewasa, anak-anak juga berisiko mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi. Seperti pada orang dewasa, hipertensi pada anak dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang yang serius, termasuk penyakit jantung, gangguan ginjal, dan stroke.
Meskipun orang dewasa dapat dengan mudah mengetahui apakah mereka mengalami hipertensi melalui pemeriksaan tekanan darah dan perbandingannya dengan angka yang seharusnya, hal ini lebih rumit untuk anak-anak.
Dokter akan menggunakan grafik berdasarkan jenis kelamin, tinggi badan, dan tekanan darah anak untuk menilai apakah mereka menderita hipertensi atau tidak.
Hipertensi pada anak biasanya tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, tetapi ada beberapa tanda yang dapat mengindikasikan kondisi darurat akibat tekanan darah tinggi, seperti sakit kepala, kejang, muntah, sakit dada, detak jantung cepat, dan sesak napas.
Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr. Heru Muryawan Sp.A(K) menjelaskan bahwa terdapat sejumlah faktor risiko hipertensi pada anak, mulai dari faktor keturunan hingga obesitas.
“Kalau faktor risiko pada anak itu keturunan misalnya kalau ada keluarganya sakit hipertensi, biasanya itu pada anak-anaknya atau keturunannya bisa, bisa iya bisa tidak. Tapi bisa terjadi hipertensi,” kata Heru dilansir dari Antara.
Heru menambahkan, anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi berisiko mengalami kondisi serupa. Selain itu, penyakit jantung bawaan, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi garam, lemak, serta gula berlebihan juga dapat memicu hipertensi pada anak.