Dompet Dhuafa bersama Perkumpulan Urang Banten (PUB) meluncurkan Program Kampung Bebas Rentenir bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-6 Perkumpulan Urang Banten di Serang, Banten, Minggu (29/9/2024). (Foto: Dompet Dhuafa)

ZNEWS.ID SERANG – Dompet Dhuafa bersama Perkumpulan Urang Banten (PUB) meluncurkan Program Kampung Bebas Rentenir. Program ini bertujuan mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap pinjaman permodalan usaha berbunga tinggi, seperti rentenir dan pinjaman online.

Peluncuran program kerja sama tersebut dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-6 Perkumpulan Urang Banten yang berlangsung di Serang, Banten, Minggu (29/9/2024). Pada kesempatan ini, Dompet Dhuafa turut menyalurkan donasi senilai Rp317 juta untuk UMKM Banten melalui PUB.

Disaksikan oleh Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, prosesi peluncuran Program Kampung Bebas Rentenir diawali dengan penandatanganan Piagam Ikrar oleh Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Ahmad Juwaini, dan Ketua Harian PUB, Eden Gunawan.

Kemudian, dilanjutkan dengan pengukuhan Prasasti Kampung Bebas Rentenir oleh Ketua Dewan Pembina YDDR, Parni Hadi, dan Ketua Umum PUB, Irjen Pol (Pur) Taufiequrachman Ruki.

Dompet Dhuafa bersama Perkumpulan Urang Banten (PUB) meluncurkan Program Kampung Bebas Rentenir bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-6 Perkumpulan Urang Banten di Serang, Banten, Minggu (29/9/2024). (Foto: Dompet Dhuafa)

“Program Kampung Bebas Rentenir ini merupakan salah satu gerakan besar pertama di Indonesia yang terstruktur,” kata Parni Hadi menyambut lahirnya program ini.

Ia juga menyerukan agar masyarakat bersatu dalam membangun Banten yang kuat dan sejahtera.

Taufiequrachman Ruki yang biasa dipanggil Ki Mpik, menyebut bahwa pinjaman online dan praktik rentenir cukup mengancam kesejahteraan warga Banten. Ia menjelaskan bahwa kolaborasi PUB dengan Dompet Dhuafa merupakan respons untuk mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap pinjaman berbunga tinggi.

“Terjadinya lilitan pinjaman online dan rentenir di kalangan masyarakat salah satunya disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap informasi dan sarana keuangan formal,” ucap Ruki.

LEAVE A REPLY